Nelayan Merasa Dimanfaatkan Oknum Pengusaha

SUKABUMI – Para nelayan yang sehari-hari bersandar di Dermaga Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi menjalani kehidupan yang terpuruk. Lebih parah lagi keberadaan mereka ini diman­faatkan oleh oknum pengusaha untuk memperoleh pinjaman dari bank.

“Saya sudah menjadi nelayan hampir 15 tahun. Keadaannya tidak pernah berubah, begini terus. Sampai sekarang saya belum punya perahu, kalau mau melaut menyewa perahu dari pengusaha,” kata Dedeng, 55, nelayan asal Kampung Patuguran, Ke­camatan Palabuhanratu kepada Sukabumi Ekspres, kemarin (2/4).

Pengusaha yang disebutkan oleh Dedeng itulah yang sebagian oknumnya sering memanfaatkan para nelayan untuk mengeruk keuntungan, baik dari penyewaan kapal maupun untuk proses pen­cairan pinjaman dari bank. “Bagi para pengusaha perikanan berlaku ketentuan untuk memperoleh pinjaman dari bank harus memiliki pegawai yang rutin pergi melaut,” jelasnya.

Padahal kenyataan di para nelayan itu bukan pegawai para pemilik kapal. Hubungan di antara pengusaha dan nelayan adalah penyewa dan pihak yang menyewakan kapal sebagai pemilik. “Untuk memudahkan proses pencairan pinjaman dari bank, oknum pengusaha memanipulasi data para nelayan yang diakui sebagai pegawainya,” bebernya.

Dedeng mengaku dia tidak mempunyai majikan yang menjamin penghasilannya setiap bulan. Kalau ingin melaut dia harus menyewa kapal dan mencari pinjaman untuk menutup biaya operasional di laut. Sering kali dirinya dan rekan-rekannya sesama nal­ayan terjerat oleh pinjaman dari rentenir.

“Sudah tahunan kami mengalami kondisi seperti ini, kami makin terpuruk karena penghasilan dari melaut terus menurun. Sekarang sedang musim angin barat dan gelombang tinggi,” ungkap Dudung.

Dalam keadaan normal, Dudung dapat meraih penghasilan kotor sebelum dipotong biaya opera­sional dan sewa kapal dari hasil penjualan ikan yang ditangkapnya antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta. Akhir-akhir ini hasil penjualan ikan paling tinggi Rp500 ribu. Bahkan seringkali dia tidak memproleh ikan untuk dijual.

“Disini saya tidak memiliki rumah hanya men­gontrak. Sampai saat ini belum pernah menerima bantuan dari program pemerintah,”tutupnya.(udi)

Tinggalkan Balasan