jabarekspres.com, BANDUNG – Peluncuran Majelis Silaturahmi Nusantara (MSN) diisi dengan zikir bersama yang diikuti ribuan umat Islam se Jawa Barat di Kampus Universitas Nusantara (Uninus) kemarin (29/10).
Kegiatan bertajuk ‘Silaturahmi Akbar Untuk Nusantara Berkah, Dari Santri untuk NKRI’ itu pun dihadiri sejumlah ulama besar termasuk Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil.
Ketua PWNU Jawa Barat, KH. Hasan Nuri Hidayatullah menyebutkan pihaknya menyambut positif kehadiran tokoh pejabat negara dan tokoh agama yang hadir pada acara Silaturahmi Akbar itu. Lanjutnya dengan adanya MSN dia berharap akan menjadi wadah yang memiliki cita-cita yang sama dalam mewujudkan negara Kesatuan Republik Indonesia yang damai tanpa perpecahan dan dapat menangkal benih-benih yang memecah silaturahim bangsa.
”PWNU Jawa Barat sangat bergembira dalam berpartisipasi pada pagi hari ini (kemarin, Red). Dimana para tokoh sepuh alim ulama, pemangku kebijakan, aktivis dan jamaah bersatu dalam silaturahmi ini. Hal ini merupakan implementasi dari nilai ukhuwah. Yakni yang pertama adalah ukhuwah Islamiyyah, yaitu kita sebagai saudara sesama muslim. Yang kedua adalah ukhuwah wathaniyyah, yaitu kita sebagai saudara sebangsa. Yang ketiga adalah ukhuwah insaniyah/basyariyah dalam arti kita semua adalah saudara sesama umat manusia yang dimuliakan Allah. Dan yang terakhir adalah ukhuwah annadliyinah, persaudaraan sebagai sesama Nahdlatul ulama,” ungkap Ketua PWNU Jawa Barat, KH. Hasan Nuri Hidayatullah.
Lebih lanjut KH Hasan menyebutkan hubungan PWNU Jawa Barat dengan pemerintah provinsi maupun setingkat, cukup baik. Komunikasi dengan gubernur pun terjalin dalam ruang informal dan mencair. ”Masih dalam suasana Hari Santri 2017, kami tetap mendukung kebijakan pemerintah, baik dari segala ideologi ancaman yang berusaha memecah bangsa. Semoga Nahdlatul Ulama di Jawa Barat mampu menjadi pengayom, penyejuk bagi seluruh komponen bangsa yang ada di negeri tercinta ini,” tandasnya.
Sementara itu Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menyebutkan jika melihat dari sisi sejarah perjuangan bangsa Indonesia memang tidak terlepas dari peran para santri itu sendiri. Para santri sebut Gubernur yang kerap disapa Aher itu, berada pada Garda terdepan saat melawan penjajah. ”Dalam perjuangan tersebut, resolusi jihad yang dicetuskan oleh pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 di Surabaya dibuat untuk mencegah kembalinya tentara kolonial Belanda,” ungkap Aher.