Budha Jabar Jangan Terprovokasi

jabarekspres.com, BANDUNG – Umat Budha Jawa Barat menyatakan keprihatinannya menyusul kekerasan yang terjadi di Rakhine  Myanmar. Sikap keprihatinan dan kecaman terhadap tragedi kemanusiaan tersebut dituangkan dalam sembilan  butir pernyataan yang ditandatangani 13 perwakilan majelis dan lembaga keagamaan Budha, di Vihara Darma Ramsi, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, kemarin (6/9).

Ketua Majelis agama Budha Triweda Indonesia Jawa Barat Panita Jayana Joansyah mengatakan, hasil kesepakatan yang disaksikan juga oleh unsur muspika serta tokoh agama dan masyarakat. Sembilan poin pernyataan sikap tersebut, kata Jayana, selain prihatin atas kejadian kemanusiaan, menolak segala bentuk provokasi yang memperluas dan akhirnya membawa isu konflik, terkait kejadian di Rakhine.

”Kami sebagai umat Budha se-Jawa Barat sangat menyayangkan dan prihatin atas terjadinya tragedi kemanusiaan yang terjadi di Rakhine State di Myanmar,” kata Jayana saat ditemui di Vihara Darma Ramsi.

Jayana mengungkapkan, umat Budha di Jabar berbeda dengan yang berada di Myanmar. Umat Budha di Tatar Pasundan menjalankan norma–norma yang berlaku di NKRI sesuai dengan Pancasila dan UUD 45. Dia pun mengimbau, supaya umat beragama di Jawa Barat tidak terpancing isu atau provokasi, dan tetap memelihara persatuan dan kesatuan. Dia juga meminta pemerintah dan komponen masyarakat untuk menjamin kerukunan umat beragama.

”Kami menolak segala bentuk provokasi yang memperluas konflik di Rakhine State, Myanmar ke Indonesia. Umat Budha di Indonesia berbeda dengan umat Budha di Myanmar,” ungkapnya.

Dalam membantu korban konflik di Myanmar, lanjut Jayana, umat Budha di Jabar telah mengumpulkan sumbangan yang nantinya akan diserahkan kepada pemerintah. Tujuannya, untuk disalurkan kepada korban konflik, khususnya etnis Rohingya.

”Kami mengharapkan, peristiwa yang menimpa etnis Rohingnya di Myanmar supaya segera terselesaikan. Dan kami pun selalu mendukung setiap langkah pemerintah dalam menyelesaikan konflik itu,” tuturnya.

Sementara itu, Kapolsek Astana Anyar Kompol Deni menjelaskan, ikut berkoordinasi dengan umat budha khususnya yang beribadah di vihara.

”Dari vihara umat budha selalu koordinasi dengan kita, dan sebelum  kegiatan deklarasi ini pun, mereka melakukan koordinasi terlebih dahulu. Sejauh ini kondusif,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan