Bangkitkan Industri Dirgantara Nasional

Untuk tenaga, N-219 dilengkapi sepasang mesin Turboprop Pratt and Whitney PT6A-42 dengan daya dorong masing-masing 850 tenaga kuda. Mampu mendorong N-219 melaju 210 knots. Kecepatan jelajah terbaik di kelasnya.

Kedua mesin dihidupkan dengan baterai elektrik. Pada posisi diam di bandara, pilot cukup menekan tombol untuk menghidupkan mesin. Tidak dibutuhkan bantuan auxiliary power unit (APU) atau generator eksternal. ’’Kalau mesin mati, bisa juga restart di udara,’’ ujarnya.

Namun, tidak ada yang lebih dibanggakan daripada kemampuan mendarat dan tinggal landas yang singkat. N-219 hanya membutuhkan 435 meter dalam kondisi penuh muatan dan 375 meter jika tanpa muatan. Untuk mendarat, hanya dibutuhkan 509 meter. Sepanjang 192 meter di antaranya digunakan untuk menggelinding di tanah.

Kemampuan itu dihasilkan berkat perhitungan aerodinamika yang teliti. N-219 juga sangat fleksibel untuk berbagai misi. Selain mengangkut 19 penumpang, kabin bisa diatur sebagai rumah sakit terbang, pengangkut tentara, dan bahkan kargo.

Dengan muatan penuh, N219 punya jangkauan jelajah 480 nautical mile. Kira-kira jarak Jakarta ke Palembang. ’’Tapi, kalau muatan dikurangi, bisa meningkat sampai 828 nautical mile,’’ katanya.

Setelah pesawat sukses uji coba pada 16 Agustus lalu, kini Palmana dan puluhan insinyur di bawah pimpinannya harus kembali berbenah untuk mempersiapkan puluhan tes agar N-219 mampu memenuhi type certificate dan production certificate yang ditetapkan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU). ’’Kami targetkan awal 2018 type certificate sudah rampung,’’ katanya.

 Kuat dan Ringan

Desain boleh mantap dengan perhitungan aerodinamika yang sempurna. Namun, N-219 tetaplah hanya gambar tanpa olahan Nanang Iskandar dan tim dari divisi struktur. Adalah tugas pria kelahiran Tasikmalaya itu untuk mewujudkan N-219 yang tampak cantik di layar komputer, menjadi nyata.

Sehari-hari Nanang berkutat dengan layar komputer berisi gambar N-219 dalam bentuk grid dan garis-garis. ’’Ini pesawat pertama kita yang desain sepenuhnya memakai komputer,’’ ujarnya sambil menunjuk layar komputer.

Nanang dan tim menggunakan teknologi computer aided design (CAD) untuk mengonstruksi struktur tubuh, sayap, dan ekor. Sebagai perbandingan, pabrikan Airbus baru menggunakan CAD pada seri A320. Boeing baru pada seri 777. Sedangkan perusahaan kapal Amerika Serikat baru menggunakan CAD untuk membangun kapal selam terbaru kelas Virginia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan