jabarekspres.com, BANDUNG – Densus 88 geledah rumah yang dikontrak terduga teroris Ade Arif Suryana, 25, di Jalan Caringin, Gang Karya Bakti Rt 03/Rw 4, Kelurahan Margahayu Utara, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, kemarin (12/7). Terduga diketahui membantu merakit bom panci yang meledak di kontrakan terduga Agus Wiguna di Buahbatu, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.
Saat penggeledahan, Densus 88 menemukan sejumlah barang bukti. Di antaranya Aseton, salah satu bahan baku pembuatan bom, dua senjata tajam yang mereka siapkan untuk menyerang petugas kepolisian, laptop, harddisk, handphone, paspor, buku-buku keagamaan, dan sejumlah dokumen lainnya.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus mengungkapkan, sebelum melakukan penggeledahan di rumah kontrakan terduga teroris Ade, Densus melakukan penangkapan Ade di Jalan Cilengkrang 1, dekat kolam renang Karunia Dewi, Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, pada Selasa (11/7) pukul 13.30.
Yusri mengungkapkan, petugas kepolisian langsung melakukan penggeledahan rumah Ade yang merupakan warga asal Kampung Babakan Sayang, Desa Cibarengkok, kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur.
”Terduga membantu merakit bom panci yang meledak di Buahbatu. Peran masing-masing berencana meledakan di beberapa tempat di wilayah Kota Bandung,” tegas Yusri di lokasi penggerebekan, kemarin.
Yusri mengungkapkan, para pelaku yang diamankan tersebut merakit bom dengan cara belajar dari internet.
”Para terduga ini, bulan Mei lalu sudah merencanakan meledakan salah satu rumah makan di wilayah Astana Anyar Bandung dengan kekuatan bom 1,5 kilogram,” ucapnya.
”Kalau di Buahbatu radius kecil, hanya 50 milimeter. Sedangkan saat dipasang di rumah makan ternyata tidak meledak. Sehingga mencoba lagi, yang terjadi ternyata seperti kemarin meledak di rumah kontrakan sendiri,” ungkapnya.
Di wilayah Buahbatu juga, lanjut Yusri, tiga hari sebelum terjadinya ledakan para tersangka ini sempat membuat bom 90 milimeter. Namun belum sempurna. Ledakannya tidak ada. Yang keluar cuma asap. ”Sehingga dibuang ke sungai depan rumah kontrakannya,” ungkapnya lagi.
Yusri menegaskan, mereka merupakan bagian dari kelompok jaringan JAD Bandung. Meski begitu, Yusri mengaku, belum bisa memastikan keterkaitan antara JAD Bandung Raya seperti pemboman Cicendo dan Kampung Melayu. ”Kita masih lakukan identifikasi dan pengejaran termasuk penyandang dananya,” jelasnya.