Merakit Bom di Rumah Kontrakan

Polda Jawa Barat juga terus berupaya menggali data. Meski belum pasti, bukan tidak mungkin ada pihak lain yang mereka amankan. ”Masih kami dalami,” ungkap Yusri.

Sementara itu, kondisi kesehatan mata Bripda Yogi Aryo Yudistiro masih belum pulih benar meski sudah mendapatkan perawatan di General Hospital Singapura. Pemulihan kondisi mata kanan salah seorang korban bom bunuh diri Kampung Melayu itu pun masih belum bisa dilakukan maksimal lantaran pendarahan belum berhenti. ”Belum bisa diambil tindakan. Darah mengucur dari mata kanan Yogi,” ujar Yuli Hari Utomo, ayah Bripda Yogi ketika dihubungi kemarin.

Sampai saat ini, dia berada di Singapura mendampngi putranya yang dipindahkan dari RS Preimer Jatinegara, Jakata Timur pada Selasa (30/5). Dia ditemani istriya, Puji Kusraety dan seorang dokter polisi. ”Kami satu rumah sakit dengan penyidik KPK Novel Baswedan. Tapi beda blok,” imbuh dia.

Yuli menuturkan kondisi mata sebelah kiri juga masih belum dioperasi. Dia menyebutkan sisa perawatan dari tindakan di RS Premier Jatinegara masih dibiarkan. ”Tapi ini dikontrol-kontrol terus,” ungkap pria yang bertugas di Kantor Imigrasi Kelas II Depok  itu.

Yuli berharap, banyak doa yang mengalir untuk kesembuhan putranya. Akibat ledaka bom bunuh diri Kampung Melayu, Yogi mengalami luka parah. Bahkan boleh dibilang paling parah. Tangan dan kakinya patah serta banyak luka bekas serpihan logam di tubuhnya. Mata adalah bagian yang kondisinya paling buruk.

Diduga serpihan material bom yang meledak mengenai kornea mata kirinya. Sedangkan mata kanan diperkirakan tidak bisa kembali pulih sepenuhnya. Maksimal hanya sampau 75 persen. (jun/syn/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan