Alih Fungsi Lahan Jadi Penyebab Banjir Bandang

jabarekspres.com, CIWIDEY – Banjir bandang yang terjadi di Sungai Ciwidey, tepatnya di Kampung Cihanjawar, Desa Margamulya, Kecamatan Pasirjambu dan Kecamatan Ciwidey, belum lama ini terjadi diakibatkan faktor alam dan kondisi curah hujan yang tinggi

Bupati Bandung, Dadang M Naser menuturkan, kejadian bencana di Kabupaten Bandung bagian selatan sebetulnya pernah terjadi pad atahun sebelumnya. Hal ini diakibatkan di daerah tersebut banyak masyarakat yang menggunakan lahan untuk pertanian.

Menurutnya, mekanisme pola tanam di kemiriangan 40 drajat harus dilarang untuk menanaman sayur mayur Sehingga, harus diganti dengan kopi.

“Jadi masyarakat kita harus terus berikan wawasan jangan sampai menanam sayur mayur di kemiringan 40 drajat,”ucap dia.

Selain itu, didaerah tersebut masih ada lahan kritis akibat perubahan bentuk lahan.Sehingga, pembuatan sumur resapan bagi pemilik tempat wisata atau rumah makan didaerah tersebut mutlak harus dilakukan dengan dijadikan salah satu syarat permohonan izin. Sehingga, nantinya bagi pengusaha wisata yang akan memperpanjang izin harus memenuhi persyaratan tersebut.

“Jadi kita harus evaluasi terlebih dahulu, harus ada gronteng, sumur resapan dan geofori,” tuturnya.

Untuk itu, pihaknya akan segera mendiskusikan untuk duduk bersama atar semua pihak baik pengelola wisata, masyarakatm dan instansi terkait agar masalah ini secepatnya dicari solusinya.

“Jadi kalaupun ada pendangkalan dan penyempitan sungai yang tadinya lebar menjadi kecil.hal ini ulah siapa, apakah perbuatan bupati, kan bukan jadi jangan saling tuding,”ucap Dadang

Sementara itu Aktivis pecinta  lingkungan Eyang Memet mengungkapkan, terjadinya banjir bandang bersumber dari lereng Gunung Patuha

Menurutnya, kawasan tersebut merupakan kewenangan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Perhutani seharusnya ini menjadi perhatian serius mengenai kerusakan alam dilereng Patuha itu.

Dirinya memaparkan, kerusakan terjadi karena kurang pemahaman masyarakat mengenai konservasi sehingga banyak lahan yang seharusnya menjadi daerah serapan air berubah menjadi lahan pertanaian sayuran. Terlebih, kondisi Curah hujan yang sangat besar.

Untuk itu, mainset masyarakat setempat harus dirubah.Namun, dibutuhkan pemahaman dari masyarakat seperti menyosialisasikan untuk membudidayakan penanaman pohon.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan