jabarekspres.com – Sosiolog yang juga Rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar menilai, kekalahan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat pada pilkada DKI 2017, kemungkinan akan memberi efek domino pada sejumlah daerah lain, yang akan menggelar pilkada 2018.
Paling tidak, terkait isu-isu penodaan agama, akan berkembang sedemikian rupa. Dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu, untuk menggerus popularitas pasangan calon kepala daerah yang diusung partai politik yang sebelumnya mengusung Ahok-Djarot.
“Diakui atau tidak, Ahok terpuruk karena membuat kesalahan. Nah ini juga akan memberi efek domino pada pilkada di berbagai daerah,” ujar Musni kepada JPNN (Grup Jabarekspres.com), Minggu (7/5).
Musni kemudian mencontohkan pemilihan kepala gubernur (pilgub) Jawa Barat dan Jawa Timur, kini mulai bergulir rumor agar masyarakat tidak memilih calon yang diusung partai yang mendukung penista agama. “Ini masih tinggi, seperti di Jabar dan Jatim. Saya kira ini tak menguntungkan, tapi ini fakta,” ucap Musni.
Menghadapi kondisi yang ada, Musni menilai hal-hal terkait Ahok harus dihentikan, agar efeknya tidak berkepanjangan. Jangan lagi ada misalnya gerakan memberi karangan bunga yang hingga jumlahnya ribuan. Karena bagi pihak tertentu, hal tersebut akan dimaknai berbeda.
“Karangan bunga bagi Ahok dan Kapolri yang jumlahnya ribuan, itu kan memperpanjang. Padahal seharusnya, kasus Ahok sudah selesai. Tapi karena adanya gerakan tersebut, menjadi enggak selesai, ” pungkas Musni. (gir/jpnn)