Janji Bawa Seniman Skotlandia

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Kedatangan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik ke Kota Bandung membawa kabar baik. Moazzam akan membawa para pelaku industri kreatif di Skotlandia untuk berkarya di Kota Bandung.

”Skotlandia ini mampu dalam industri kreatif. Ada beberapa kota yang terlibat dalam program UNESCO Creative Cities termasuk Edinburgh dan Glasgow,” ujar Moazzam saat bertemu Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kemarin (1/3).

Moazzam mengatakan, sekira tiga pekan lalu ia pergi ke Skotlandia. Di sana, ia bertemu para orang penting dalam bidang industri kreatif. ”Para pemimpin industri kreatif di sana sangat tertarik untuk membuat kerja sama dengan Bandung. Hari ini, Kang Emil dan saya menyetujui akan fokus pada kemitraan dengan Skotlandia,” ungkapnya.

Namun belum dirinci lebih jelas kerja sama apa saja yang akan dilakukan di bidang industri kreatif tersebut. Meski begitu, salah satunya akan ada pendanaan dari Skotlandia dalam proyek kerja sama tersebut.

Kerja sama antara Bandung dan Skotlandia akan diresmikan bertepatan dengan pembukaan Bandung Creative Hub di Jalan Laswi dalam waktu dekat melalui penandatanganan memorandum of understanding (MoU). Salah satu poin kerjasamanya adalah kolaborasi kreatif antara seniman Skotlandia dengan seniman Bandung.

Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil mengaku bahagia dengan kerja sama yang akan dijalin itu. Di samping industri kreatif, ada banyak hal lain yang akan dikolaborasikan dengan Pemerintah Inggris, salah satunya adalah membangun Public-Private Partnership (PPP) Center di Kota Bandung.

”Inggris kan paling canggih (dalam hal PPP) dan akan membantu kita membuat unit kerja PPP-nya. Dananya dari ADB. Tapi konsultan yang membuat kantor PPP-nya, supaya standar kelas dunia, datang dari Inggris,” terang Emil, panggilan akrabnya.

Kerja sama itu juga akan memperbaharui kurikulum pelajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah. Pihak pemerintah Inggris akan meninjau pola kurikulum dan memberi masukan agar metode pembelajaran bisa lebih baik.

”Jadi, kurikulum yang sekarang sudah oke, tapi kita mau minta tolong di-review apakah sudah memenuhi standar internasional, supaya generasi muda kita bisa lebih canggih,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan