Cermat Membagi Kuota Haji

Namun menurutnya jika tidak hati-hati rencana yang baik itu bisa merugikan jamaah yang sudah belasan tahun antre. Potensi masalah itu muncul jika ada calon jamaah yang memanipulasi dokumen perjalanan haji. Sehingga seolah-olah dia belum pernah berhaji, padahal sudah haji berkali-kali.

Salah satu cara menangkal potensi kecurangan itu adalah membangun sistem pendaftaran dan informasi haji yang baik. ’’Sayangnya saya belum lihat ada perbaikan sistem. Yang ada adalah sistem siskohat lama,’’ katanya. Dalam sistem yang lama, keakuratan mendata jamaah yang pernah berhaji atau belum masih lemah.

Potensi masalah lain pembagian tambahan kuota berdasarkan pernah haji atau belum adalah penyerobotan antrian. Kemenag bisa saja memberangkatkan lebih dahulu jamaah yang baru lima tahun antre, gara-gara dia belum pernah berhaji. Padahal di lokasi yang sama ada calon jamaah yang sudah antre belasan tahun dan belum pernah berhaji, tidak bisa terangkat dari waiting list.

Dadi menegaskan, Kemenag harus benar-benar cermat dalam mendistribusikan tambahan kuota sebanyak 10 ribu itu. Rencana memberikan kepada calon jamaah yang belum pernah berhaji, tetapi mengedapkan keadilan jamaah yang sudah antre lama. Sementara untuk kuota tetap sebanyak 211 ribu, bisa didistribuikan langsung seperti penyelenggaraan haji periode 2012 lalu.

Dadi menuturkan, potensi masalah lainnya adalah ketersediaan pemondokan atau hotel. Dadi mengatakan, kembali normalnya kuota haji, tentu berdampak pada pencarian pemondokan. ’’Jika tidak cepat-cepat berburu hotel, bisa mendapatkan hotel yang jauh atau harganya mahal,’’ jelasnya.

Dengan asumsi setiap pemondokan rata-rata berkapasitas seribu jamaah, Kemenag punya tugas besar untuk mencari pemondokan sekitar 50 unit. Kebutuhan unit hotel baru ini berpotensi naik, sebab kapasitas riilnya beragam. Ada hotel yang hanya berkapasitas 500 jamaah, 750 jamaah, seribu jamaah, bahkan sampai 2.000 jamaah. Dadi menjelaskan, jika tidak bergerak dengan cepat, perburuan pemondokan bisa kedahuluan negara lain.

Kabar bonus kouta ini turut disambut bahagia sejumlah pihak. Wakil ketua Himpunan Penyelenggara Umrah Haji Khusus (Himpuh) Muharom Ahmad bahkan sudah berharap bisa dapat alokasi 8 sampai 9 persen dari 10 ribu kuota tambahan itu. Persentase tersebut sejumlah 800 hingga 900 orang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan