Cermat Membagi Kuota Haji

Sebelumnya, saat ada pengurangan kuota nasional hingga 20 persen, haji plus hanya sekitar 13,6 ribu. Sedangkan pada 2012 saat kuota masih 211 ribu porsi haji plus sebanyak 17 ribu. Mereka berharap kuota kembali seperti sediakala plus tambahan 8-9 persen dari kursi tambahan.

Muharom menuturkan pihak penyelenggara haji plus berharap pemerintah bisa segera membagi alokasi kuota itu. Sehingga bukan hanya penyelenggara, tapi jamaah juga bisa bersiap melunasi biaya haji. ”Kami juga harus siapkan booking pesawat, hotel, transportasi selama di sana (Arab Saudi). Berharap sebulan sebelum Ramadan atau Sya’ban (akhir Mei, Red) sudah klir semua tinggal pelunasan,” ujar dia.

Mantan Sekjen Himpuh itu berharap pada Februari kuota itu sudah bisa detail. Sebab, biasanya akan ada calon jamaah yang kemungkinan tidak bisa berangkat pada tahun ini karena berbagai alasan. Seperti sakit, tidak mampu melunasi biaya haji, hingga yang masih harus berdinas.

Selain masalah kuota, Himpuh juga berharap agar semua peraturan baru terkait dengan haji bisa disosialisasikan segera. Tidak mendadak atau mendekati penyelenggaraan haji. Bukan hanya yang berasal dari Kemenag tapi juga dari kementerian haji Arab Saudi. ”Tahun lalu ada aturan soal e-hajj seperti rekening dan pelunasan yang mepet,” jelas dia.

Di samping itu, urusan transportasi jadi salah satu poin penting lainnya. Kesiapan maskapai tentu turut menentukan keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji.

Garuda Indonesia, sebagai maskapai nasional yang ikut melayani angkutan haji tiap tahun, sudah menyatakan kesiapannya atas penambahan kuota yang ada.

Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia Benny S Butarbutar mengungkapkan, pengalaman melayani jamaah haji pada 2012 menjadi salah satu bekal utama untuk pelayanan 2017 nanti. Mengingat, jumlah kuota haji lima tahun silam sama dengan tahun ini.

Benny menjabarkan, pada musim Haji 2012 lalu, Garuda Indonesia menerbangkan sebanyak 112.683 jemaah Indonesia. Mereka tergabung dalam 295 kelompok terbang (kloter) dari 10 embarkasi.

Dalam pelaksanaannya, Garuda mengoperasikan 15 pesawat berbadan lebar yang terdiri atas satu pesawat Boeing 767 (kapasitas 325 seat), tiga pesawat B747 (kapasitas 455 seat), 11 pesawat A330-300 (kapasitas 375 seat). Pesawat-pesawat tersebut rata-rata berusia muda dan bahkan ada pesawat yang diproduksi pada 2010.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan