Metro Kapsul Siap Dibangun

bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNG – Layanan transportasi public Kota Bandung bakal lebih baik di tahun depan. Sebab, Pemerintah Kota Bandung bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan membangun metro kapsul pada awal 2017.

Jalur metro kapsul ini akan dimulai dari Jalan Stasiun Barat menuju Jalan Pasir Kaliki, Jalan Kebon Jati, Jalan Kebon Jati, Jalan Otto Iskandardinata, Jalan Dalem Kaum, Jalan Dewi Sartika, Jalan Kepatihan kemudian kembali ke Jalan Otto Iskandardinata menuju ke Stasiun Bandung.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, metro kapsul adalah kereta dengan rel melayang, bahkan ada beberapa yang sifatnya seperti monorel. ”Metro kapsul itu LRT juga. Berbeda dengan LRT koridor satu, metro kapsul ini akan menjadi percontohan khusus menghubungkan stasiun ke alun-alun atau stasiun ke Tegalega, jalur wisata dan jalur normal juga,” kata ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, belum lama ini.

Emil mengatakan satu kapsul bisa menampung sekitar 40 orang dengan nilai investasi senilai Rp 500 miliar. Pembangunan ditargetkan akhir 2017 sudah bisa beroperasi.

”Ini proyek nasional, jadi percontohan. Dana investor yang di-handle pusat. Jadi, sekarang lebih dulu metro kapsul daripada LRT karena jaraknya pendek,” ucap Emil.

Dia mengatakan, proses lelang proyek metro kapsul diurus pemerintah pusat. ”Kalau soal teknis serahkan pada ahlinya. Kalau Bandung kebagian perizinan saja minta dimudahkan,” ujar dia.

Metro kapsul yang diproduksi di Subang ini beroperasi di jalur sepanjang 2.850 meter. Platform metro kapsul rencananya didirikan di tiga titik yaitu Terminal Angkot Stasiun Hall, Pasar Baru Trade Center dan pedestrian di Jalan Dalem Kaum.

Dalam sekali beroperasi, ada 4 unit Metro Kapsul yang berjalan beriringan dan dikemudikan secara otomatis. Pihak PT Teknik Rekayasa Kereta Kapsul (Trekka) selaku produsen juga telah menyiapkan dua unit Metro Kapsul cadangan.

Moda transportasi baru ini akan beroperasi di atas rel yang melayang (elevated) sehingga tidak membutuhkan banyak ruang dan tidak perlu pembebasan lahan. Kapasitasnya pun cukup banyak, yakni bisa memuat hingga 50 penumpang setiap unitnya.

Emil berharap rencana tersebut bisa segera terealisasi. Ia berharap akhir 2017 ini moda transportasi massal buatan dalam negeri ini sudah bisa beroperasi. (bbs/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan