Pemerintah Buka Opsi Relokasi

Untuk skenario relokasi ini, lanjut dia, Kemensos tak bekerja sendiri. Ada peran BNPB untuk menyiapkan hunian sementara bagi warga yang akan direlokasi. Di samping pemda yang ditugaskan untuk mencari lokasi untuk dibangun hunian tetap bagi mereka. Apabila telah ditetapkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Pu Pera) yang bertugas memvangun hunian tetap di lahan yang disediakan.

”Nanti Kemensos membantu untuk mengisi hunian tetap yang telah dibangun,” papar mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Tak hanya memperhatikan kebutuhan jasmania saja, pemerintah juga memberi atensi besar untuk psikologis korban. Terutama bagi korban anak-anak. Kemensos menyiagakan pekerja sosial (peksos) untuk trauma healing. Seperti yang nampak di posko pengungsian di Gor Tajimalela, Sumedang. Anak-anak tampak berkumpul dan diajak menggambar dan mewarnai. Kegiatan ini diharapkan bisa sejenak membantu melupakan kesedihan mereka.

Dalam kesempatan sama, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman turut menyanggupi proses relokasi bagi warga. Pihaknya akan mulai menginventarisasi lahan mana saja yang cocok untuk relokasi ini. Ia sudah memiliki gambaran di beberapa titik. ”Kami memiliki beberapa lahan yang apakah itu cocok atau tidak harus dilihat lagi ya,” ujarnya.

Sambil menunggu hal itu, Helmi mengaku sudah menyiapkan rusun yang ada di daerah Garut. Bila berkenan, rusun bisa digunakan untuk 130 kepala keluarga (KK). Dari catatan BPBD Garut sendiri, setidaknya ada 380 unit rumah yang mengalami kerusakan parah bahkan rata dengan tanah. ”Tapi untuk saat ini fokus kita masih ke penanganan dan pencarian korban,” tegasnya.

Helmi mengatakan, ada beberapa kebutuhan pengungsi yang sejatinya mendesak dipenuhi. Kebutuhan itu mencakup, makanan dan minuman, air bersih, obat-obatan dan alat-alat simple untuk konstruksi, seperti pacul dan linggis. Alat ini digunakan untuk menyisir dan membersihkan reruntuhan.

Ketua harian PMI Ginanjar Kartasasmita turut mengeluhkan kurangnya alat donor darah. Sebab, yang ada di RSUD dr Slamet hampir seluruhnya rusak karena banjir. Padahal, banyak kantong darah yang diperlukan untuk operasi. ”Jadi harus dibantu pemerintah. Untuk sementara, darah kami kirim dari bandung ke RS,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan