Kriminalitas Tinggi, Ngopi pun Dikawal Bodyguard

Pada 2015, ada 3.946 kasus pembunuhan yang terdata oleh pihak kepolisian setempat. Salah satu pemicunya adalah perang antargeng. Di Caracas, menggunakan senjata api dianggap hal lumrah. ”Jadi, harus hati-hati di Venezuela,” kata Miguel lagi, mengingatkan.

Polisi dan tentara bersenjata laras panjang terlihat berseliweran di jalan-jalan. Mereka memeriksa siapa saja yang dicurigai. Siang itu misalnya. Seorang pemuda yang membawa ransel langsung pucat ketika dihentikan oleh dua polisi. Tasnya digeledah. Namun, polisi langsung melepas pemuda itu karena tidak menemukan benda mencurigakan. Menurut Wilfredo, polisi memang getol menggeledah orang-orang yang mencurigakan. Tak peduli siapa pun atau bertemu di mana pun. ”Mereka mencari orang-orang yang membawa senjata. Di sini, banyak yang bawa senjata meski sudah dilarang,” katanya.

Kondisi Venezuela saat ini sungguh bertolak belakang bila dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Awal 2010 misalnya. Saat itu Venezuela dikenal sebagai negeri impian. Bahkan, pada 2012, sebuah organisasi jajak pendapat menempatkan Venezuela sebagai salah satu negara paling bahagia di dunia.

Indikatornya, semua kebutuhan penduduk bisa terpenuhi. Venezuela juga dikenal sebagai negeri pencetak Miss Universe terbanyak. Sebut saja Alicia Machado, Dayana Mendoza, Stefania Fernandez, hingga Gabriela Isler. Semuanya berasal dari Venezuela. Lebih dari 24 gelar telah disabet cewek-cewek Venezuela dalam ajang Miss Universe. ”Tapi, itu dulu. Sekarang semua berubah,” kata Miguel.

Venezuela sebenarnya kaya minyak. Negara tersebut mampu memproduksi 2,1 juta barel minyak per hari. Sumber minyaknya disebut cukup untuk 300 tahun ke depan. Namun, harga minyak yang jatuh membuat Venezuela terbelit utang hingga miliaran dolar AS.

Celakanya, negara penganut sosialisme itu tidak punya sumber pendapatan lain. Sejak harga minyak jatuh itulah kondisi ekonomi memburuk. Terpuruknya perekonomian berimbas pada tingkat keamanan dalam negeri. Bahan kebutuhan pokok mulai menghilang dari pasaran.

Pada 10 Juli lalu, pemerintah Venezuela bahkan membuka perbatasan dengan Kolombia. Tujuannya, warga bisa berbelanja kebutuhan pokok di Kolombia. Namun, upaya itu belum membuahkan hasil. Kelaparan masih terjadi, terutama di daerah pinggiran. Aksi kriminal juga masih merajalela.

Tinggalkan Balasan