bandungekspres.co.id, CIREBON – Kabupaten Cirebon masuk urutan ke enam terbanyak kasus HIV se-Jawa Barat. Posisi tersebut menguntit setelah Indramayu.
”Kita termasuk daerah terbanyak kasus HIV-nya, pada semester pertama atau mulai dari Januari hingga Juni kami menemukan 55 kasus HIV yang tersebar di 40 kecamatan,” jelas Kepala Seksi Pengendalian dan Penanganan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Nanang Ruhyana, kemarin (3/8).
Dia mengatakan, kasus HIV ini banyak ditemukan pada populasi kunci seperti komunitas gay, waria dan pekerja seks komersil (PSK). Ketiga populasi kunci tersebut menjadi perhatian Dinkes, sebab belakangan kasus lebih banyak ditemukan pada komunitas tersebut.
”LGBT ini menjadi perhatian kami karena menjadi populasi kunci. Dibandingkan dengan 2015 tahun ini mengalami kenaikan,” paparnya.
Menurut data di Dinas Kesehatan pada 2015, tercatat sebanyak 170 kasus. Sementara saat ini di semester awal sudah 55 kasus, dan masih kemungkinan bertambah.
Sementara itu, disinggung mengenai kemungkinan banyak yang terdeteksi, Nanang mengakui hal itu pasti terjadi. Jika merujuk pada rumus WHO yakni satu kasus dikalikan 200.
”Jadi kemungkinan ada 200 ribu yang belum terdeteksi, makanya ini yang disebut fenomena gunung es. Untuk total kasus dari tahun ke tahun semuanya mencapai 1.198,” paparnya.
Yang lebih memprihatinkan, lanjutnya kasus ini juga terjadi pada ibu hamil. Saat ini terdapat 28 kasus HIV pada ibu hamil dan 6 orang dalam penanganan.
”Bukan hanya pada populasi kunci, kami juga intervensi ke ibu hamil. Kita upayakan agar anak bisa terhindar dari virus ini,” sambung Nanang.
Untuk menghindari anak positif HIV, sejak kandungan berumur 14 minggu pihaknya memberikan obat yang berfungsi menanggulangi replika virus agar anak negative HIV.
“Langkah ini cukup berhasil kira-kira sekitar 80 persen, karena kami pernah melakukan percobaan pada sekitar enam ibu hamil positif HIV. Hasilnya empat anak selamat dan dua meninggal karena positif,” imbuhnya. (ari/rie)