Depresi, Anggota Linmas Bunuh Diri

bandungekspres.co.id, DAYEUHKOLOT – Puluhan warga Cipurut, Kelurahan Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot digegerkan dengan temuan sosok mayat laki-laki yang tersangkut di Sungai Cikapundung, tepatnya di bawah Jembatan Cipurut, kemarin (21/7) sekitar pukul 06.30.

Informasi yang dihimpun, mayat tersebut adalah Dadang Supriatna, 37, yang pernah tergabung sebagai anggota linmas Kelurahan Balonggede selama 3 bulan. Dia diduga depresi sehingga nekat loncat ke Sungai Cikapundung, Kota Bandung, Rabu (20/7) sekita pukul 17.00.

Menurut salah seorang personel Damkar Kota Bandung Bella, pencarian dilakukan oleh tim gabungan yakni Polsek Regol, Damkar Kota Bandung, PMI, Rescue 811, Basarnas dan pihak korban beserta warga sekitar. Dia mengatakan, pencarian dilakukan setengah jam setelah korban loncat.

”Kami melakukan pencarian dengan cara manual. Sebab kemarin kondisi air sedang  besar,” kata Bella saat dimintai keterangan di Mapolsek Dayeuhkolot, kemarin (21/7).

Sementara itu, Kapolsek Dayeuhkolot Kompol Irfan Nugraha mengungkapkan, semula pihaknya tidak mengetahui penyebab kematian korban tersebut. Namun setelah dilakukan identifikasi, korban ini diketahui sebagai warga Kota Bandung.

Sehingga, pihaknya segera berkoordinasi dengan Polsek Regol Kota Bandung. Kemudian, petugas dari Polsek Regol bersama keluarga korban datang untuk memastikan kebenarannya.

”Setelah dicek oleh keluarga, memang benar korban adalah orang mencoba melakukan bunuh diri dengan loncat ke Sungai Cikapundung. Korban yang diduga bunuh diri ini, ditemukan di wilayah kami, yakni di Sungai Cikapundung, dibawah Jembatan Cipurut, pagi tadi,” ungkapnya.

Berdasarkan keterangan keluarga, korban mengalami depresi. Saat tengah berbincang-bincang dengan salah seorang saudaranya, tiba-tiba korban melompat ke Sungai Cikapundung. ”Dari keterangan keluarga, korban tengah mengalami depresi selama 6 bulan terakhir,” jelasnya.

Irfan mengatakan, melakukan identifikasi oleh tim Inafis Polres Bandung. Setelah identifikasi selesai, korban hendak diautopsi di rumah sakit, namun karena pihak keluarga keberatan. ”Setelah kami identifikasi, jenajah korban kami serahkan pada keluarga,” pungkasnya. (yul/rie)

Tinggalkan Balasan