Ciduk Pengoplos Celeng , Kelabui Konsumen sebagai Daging Sapi Impor

bandungekspres.co.id, SOREANG – Di tengah usaha pemerintah menekan harga daging sapi, rupanya dimanfaatkan oleh segelintir oknum. Salah satunya dengan mencampur daging sapi dengan daging babi hutan (celeng).

Kemarin (2/6), ratusan kilogram daging babi hutan (celeng) siap edar berhasil diamankan anggota Satreskrim Polres Bandung. Selain daging celeng, polisi juga mengamankan kedua pelaku pemasok daging celeng tersebut.

Kasatreskrim Polres Bandung AKP Niko Nurullah Adi Putra mengatakan, pihaknya berhasil menangkap dua orang pelaku penjualan daging sapi yang dioplos dengan daging celeng. Kedua pelaku tersebut memasok daging celeng itu ke pasar-pasar tradisional, yaitu ke wilayah kota Bandung dan Kabupaten Bandung.

”Kedua pelaku adalah pemilik kios dan karyawannya. Mereka ingin meraup keuntungan lebih besar,” papar Niko, kemarin.

Dia memerinci, perbandingan yang dilakukan untuk mengoplos itu dengan cara mencampur 50 persen daging celeng dengan sapi.

”Mereka ini mendapatkan daging celeng seharga Rp 34.000 per kilogram, lalu dicampur dengan daging sapi dan dijual kembali seharga Rp 80.000 per kilogram kepada konsumennya,” kata Niko saat gelar perkara kasus penjualan daging celeng di Mapolres Bandung, Soreang, Kamis (2/6).

Menurut Niko, kedua pelaku tersebut merupakan tergolong jaringan sindikat penjualan daging celeng. Sebab, di antara pelaku ini memiliki peran masing-masing. Dimulai dari pencari babi hutan, pemasok, mencampurkan daging celeng dengan sapi, kemudian penjualnya.

”Dari pengakuan kedua pelaku ini, daging celeng itu dikirim dari Jakarta. Saat ini kami juga sedang melakukan pengembangan dan penyelidikan ke Jakarta,” ucapnya.

Selain kedua pelaku, tutur Niko, pihaknya pun berhasil menyita sekitar 200 kilogram daging celeng yang belum dioplos dan satu unit mobil Kijang Inova.

Dalam melakukan aksinya, kata dia, pelaku mengelabui para konsumen dengan mengatakan bahwa daging yang mereka jual adalah sapi impor dan daging dari sapi peranakan Kupang. Sehingga, serat, teksturnya dan warnanya sedikit berbeda dengan daging sapi pada umumnya.

”Awal mula terungkapnya kasus ini juga dari pengaduan masyarakat yang merasa janggal dengan daging sapi yang dibelinya. Setelah dilakukan pengujian, positif daging celeng,” ungkapnya sambil menambahkan, kedua pelaku sudah beroperasi dalam tiga bulan terakhir.

Tinggalkan Balasan