Anra Nosa, Bintara Polri yang Berprestasi di UN Police

Di Sudan Selatan, ada beberapa tugas yang harus dilakukan personel UN Police. Utamanya melindungi para pengungsi yang menjadi korban konflik politik dan etnis di Sudan. Ada 40 ribu pengungsi yang harus mereka tangani.

Tugas lain ialah memberi para pengungsi itu akses ke lembaga lain. Misalnya, UNICEF, WHO, WFP, UNESCO, World Vision, dan Concern World Wide.

Anra merupakan bagian dari 76 polisi asal Indonesia yang diberangkatkan ke berbagai misi kemanusiaan PBB. Mulai pangkat brigadir satu (briptu) hingga ajun komisaris besar polisi (AKBP).

Sebanyak 76 personel itu merupakan saringan dari 560 anggota Polri yang mendaftar. Untuk yang berangkat ke Sudan Selatan, ada 15 polisi.

Mereka lolos dari serangkaian tes yang dilakukan United Nations Selection and Assessment Team (UNSAAT). ”Proses seleksinya panjang, 1 tahun 9 bulan. Tesnya mulai dari bahasa Inggris, mengemudi, hingga menembak,” terang Anra.

Anra mengaku, proses seleksi itu merupakan tantangan terbesarnya. Dia sempat deg-degan dan sedikit trauma. Sebab, Anra pernah dua kali gagal dalam tes masuk Akademi Polisi (Akpol). ”Sempat merasa rendah diri. Sebab, yang ikut tes kan banyak perwiranya,” kenang peraih skor TOEFL 500 itu.

Anra juga sempat ragu mengikuti tes karena ketika itu dirinya hendak mempersunting Marisa Titany yang kini menjadi istrinya. Bahkan, ketika akhirnya lolos dan berangkat ke Sudan, Marisa tengah hamil.

Anra baru sempat cuti untuk melihat buah hatinya itu pada Maret lalu. Anak lelaki pertama tersebut dia namai Titan El Juba. Nama belakang itu diambil dari ibu kota Sudan Selatan, tempatnya menjalankan misi perdamaian PBB selama ini.

Prestasi Anra di UN Police itu membuat Mabes Polri mengizinkan perpanjangan penugasan. Awalnya, para polisi yang tergabung dalam misi PBB hanya diberi waktu tugas satu tahun.

Namun, khusus mereka yang memiliki posisi istimewa di UN Police, diberikan perpanjangan penugasan 2 x 6 bulan. Saat ini hanya tersisa empat polisi Indonesia dalam misi PBB, termasuk Anra.

Seperti Anra, tiga polisi lainnya juga mendapat tempat terhormat di UN Police. Mereka adalah Kompol Eko Budiman yang kini menjadi operational officer FPU Support Officer. Lalu, AKP Agung Wahyudi yang menjadi Unpol Chief of Rotations Unit. Dan, Bripka Hariyanto yang menjadi investigator di kantor OIOS (Office of Internal Oversight Service) di UNMISS.

Tinggalkan Balasan