Para Supplier Tanah Urugan Tol Seroja Mogok

bandungekspres.co.id – SOREANG – Proyek pembangunan Jalan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) di Katapang dan Gading Tutuka terhenti. Ini akibat beberapa supplier pengurugan tanah dan sewa alat berat proyek tersebut belum dibayar. Para supplier menuntut PT Tindodi Karya Lestari sebagai kontraktor supaya cepat melakukan pembayaran yang tertunggak dari Februari 2016.

Seorang supplier tanah urugan dan sewa alat berat proyek tersebut, Haris Ahmad mengatakan, pihaknya bersama sejumlah supplier lainnya mendapat kontrak dari PT Tindodi Karya Lestari sebagai pemasok tanah urugan. Mereka juga menerima permintaan kontraktor untuk menyewakan beberapa alat berat karena alat berat di lokasi proyek yang masih kurang.

”Kami melakukan pekerjaan sejak November 2015 hingga awal Februari 2016. Pembayaran hanya lancar pada bulan pertama. Sampai Februari pembayaran mulai terkendala. Akhirnya, Februari kami berhenti, setelah selesai dengan tahap awal,” kata Haris saat wawancara di Soreang kemarin (25/4).

Haris mengetahui, dana pembangunan proyek tersebut dari APBD Kabupaten Bandung sebesar Rp 17,6 miliar sudah dibayarkan kepada PT Tindodi Karya Lestari. Tetapi tidak dibayarkan kepadanya, sehingga pihaknya pun mempertanyakan keterlambatan pembayaran tersebut.

Haris menjelaskan, PT Tindodi Karya Lestari masih harus membayar Rp 160 juta kepadanya. Namun jika digabungkan dengan sisa pembayaran kepada para supplier lainnya, total kewajiban kontraktor yang berdomisili di Jakarta tersebut sekitar Rp 1,2 miliar.

”Dulu setelah pekerjaan selesai, kami berusaha menanyakan hak kami pada seorang pelaksana perusahaan tersebut. Tapi sangat di sayangkan, dia cuma bisa janji-janji tanpa ada kejelasan. Padahal, dulunya mereka janji melakukan pembayaran setiap dua minggu,” jelasnya.

Pembayaran yang macet ini, lanjut Haris, membuat dia dan supplier lainnya sepakat untuk menghentikan pekerjaan selanjutnya. Padahal, pekerjaan tahap dua yang diperoleh dirinya dan beberapa supplier ini merupakan pekerjaan utama.

”Kalau melihat seperti ini, kami tidak yakin pembangunan Tol Soroja selesai Agustus ini. Karena seharusnya, sekarang ini terus disuplay tanah urugan. Kami sebagai putra daerah tentunya sangat dirugikan,” katanya.

Hal ini, tutur Haris, menunjukkan ketidaksiapan kontraktor pemenang tender dan para subkontraktornya dalam menjalankan proyek nasional. Ketidaksiapan kontraktor dan subkontraktor tersebut, terjadi akibat mereka tidak memiliki dana talangan dan administrasi atau manajemen yang tidak baik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan