BPBD Siap Turunkan Personel Belakang Meja

bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Barat akan terus melakukan pemantauan di setiap wilayah terutama di sejumlah titik terkait potensi terjadinya bencana alam. Hal ini perlu dilakukan mengingat musim hujan kerap turun yang memicu terjadinya longsor serta pergerakan tanah.

Seperti diketahui, arus Sungai Ciminyak menyebabkan Jembatan Pabuaran yang menghubungkan Kampung Pabuaran RT 01/11, Desa Rancapanggung dengan Kampung Bonceret RT 06/10, Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat terancam ambruk pada Rabu (20/4) sekitar pukul 17.30. Kondisi badan jembatan, kini miring ke sebelah kanan dari arah Desa Rancapanggung menuju Desa Cikadu, Kecamatan Sindangkerta.

Akibat posisi jembatan yang miring tidak bisa lagi dilalui kendaraan maupun pejalan kaki. Panjang jembatan 15 meter, lebar 3 meter dan tinggi 6 meter. Warga yang hendak ke Kecamatan Cililin dan sekitarnya terpaksa harus memutar arah ke Desa Mukapayung ataupun Desa Cikadu yang jaraknya lebih jauh.

Di beberapa waktu yang lalu, pergerakan tanah juga terjadi di Kampung Dengkeung, RT 01/RW 12, Desa Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat yang mengakibatkan 6 rumah rusak berat, 3 rumah rusak sedang, dan 3 rumah rusak ringan, serta 45 rumah terancam.

Kepala Pelaksana BPBD KBB Rony Rudiana mengungkapkan, kewaspadaan terhadap bencana alam harus dilakukan oleh masyarakat. Terutama pada saat turun hujan yang berpotensi akan terjadinya bencana longsor dan pergerakan tanah. ’’Warga harus berhati-hati jika turun hujan. Karena potensi longsor bisa saja terjadi,” kata Rony, di Ngamprah, kemarin.

Menurut dia, dari awal Januari-April 2016 terjadinya bencana alam di Kabupaten Bandung Barat cukup banyak. Dari seluruh bencana alam tersebut, untungnya tidak ada korban jiwa. ’’Memang tidak ada korban jiwa, tapi tetap masyarakat harus lebih waspada karena musim hujan ini masih turun di bulan ini,” imbaunya.

Diungkapkannya, BPBD Kabupaten Bandung Barat, memiliki 57 orang personel yang siap diturunkan untuk membantu masyarakat yang terkena dampak bencana. Sekalipun di bagian administrasi tetap bisa diterjunkan ke lapangan manakala terjadi bencana alam. ’’Semua akan turun jika memang dibutuhkan untuk membantu masyarakat yang terkena bencana alam,” pungkasnya. (drx/vil)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan