Atasi Krisis Air, Pemda Bandung Barat Akan Sediakan 180 Toren

JABAR EKSPRES – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung Barat (KBB) akan menyediakan 180 toren air untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pemenuhan air bersih warga di wilayah kekeringan.

Bantuan penyediaan ratusan toren air tersebut melebihi jumlah kebutuhan warga yang melakukan permintaan air ke Pemda Bandung Barat.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, sebanyak 128 RW di delapan kecamatan di wilayahnya mengalami krisis air bersih dampak dari musim kemarau tahun ini.

BACA JUGA: Jatah Pembuangan Sampah Menipis, Pemda Bandung Barat Berencana Sewa Lahan di Sarimukti

“Jadi nanti dibangun sumur bor, lalu kita sedot pakai mesin untuk mengaliri toren-toren tersebut. Jadi nanti masyarakat engga lagi menunggu tangki air, tapi mereka bisa mengambil air secara langsung dan disesuaikan dengan kebutuhan mereka,” kata Arsan kepada wartawan, Kamis (5/10/2023).

Ia menegaskan, bantuan bagi kebutuhan masyarakat tak harus menunggu dari APBD. Apalagi harus sampai menunggu ditetapkan status kekeringan.

“Saya tidak lagi berpikir apa ada atau tidak anggarannya. Jadi saya katakan APBD untuk masyarakat. Kemudian terkait bantuan ini saya dapat dukungan dari Perumda DKI Jakarta dalam penanganan krisis air bersih di Bandung Barat ini,” katanya.

Selain itu, menurut Arsan, Bandung Barat memiliki sumber mata air yang masih terjaga dan mengeluarkan air di musim kemarau ini. Karena itu, pihaknya meminta OPD terkait untuk memanfaatkan sumber mata air tersebut.

“Sumber mata air disini bagus. Jadi yang kami butuhkan hanyalah mesin, pipa, dan toren,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Bandung Barat, Jarot Prasetyo mengatakan, 8 kecamatan yang mengalami krisis air bersih tersebut diantaranya, Kecamatan Ngamprah, Padalarang, Cisarua, Cikalongwetan, Cipeundeuy, Cipatat, Rongga, dan Kecamatan Gununghalu.

BACA JUGA: Warga Desa Haurpugur Terdampak Kekeringan, BPBD Kabupaten Bandung Sudah 3 Hari Kirim Bantuan Air

Namun demikian, BPBD Bandung Barat mengalami kendala dalam mendistribusikan air bersih kepada masyarakat. Hal itu akibat terbatasnya ketersediaan mobil tangku pengangkut air.

“Pertanggal 29 September 2023, kami mendapat 72 RW yang mengajukan permohonan bantuan air bersih, hingga hari ini jumlahnya terus meningkat hingga 128 RW dan ada kemungkinan akan terus bertambah. Namun kita terkendala armada,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan