Gantung Lagi Nasib GBLA

Ketua PB PON Jawa Barat ini pun mengaku, masih menunggu tunggu secara resmi hasil mutual check 0 persen (MC 0). Sebab, kunci memanfaatkan stadion GBLA diputusan penyidik tersebut. ”Itu kita terima perbaikan GBLA secepatnya kita tuntaskan,” ucap Aher, sapaan akrab gubernur.

Aher mengaku, akan konsultasi ke KONI Pusat terkait persyaratan sarana dan prasarana pendukung. ”GBLA cocok untuk pembukaan PON,” ucapnya.

Mencermanti pemindahan pelaksanaan kegian pembukaan dan penutupan PON dari stadion Si Jalak Harupat ke GBLA, bagi dia bukan masalah. ”Meski demikian, Si Jalak Harupat tetap harus dipersiapkan,” ucapnya lagi.

Demikian halnya mengenai kebijakan kucuran anggaran perbaikan stadion dan prasarana lain di kawasan stadion Si Jalak Harupat bila kemudian jadi dipindahkan ke stadion GBLA, dalam penilaian Aher, cabang olah raga lain tetap masih gunakan stadion kebanggaan warga Kabupaten Bandung itu.

”Pokoknya kita doakan saemua berjalan lancar, untuk sukses POB dan Jabar kahiji,” harap Aher.

Menilik kondisi bangunan stadion dan kerusakan yang jadi sorotan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menilai, semua itu akibat perencanaan yang kurang baik. Salah satunya tidak melihat kontur tanah.

Menurut dia, tanah di kawasan Gedebage rawa. Harusnya sejak awal dihitung karena ini tanah rawa itu bergerak ke dalam dan ke samping. Sehingga, dapat dikatakan biang masalahnya ada pada pondasi yang terhitung pendek.

Tetapi, untuk menuntaskan persoalan stadion tersebut, tukas Emil, perlu pembahasan terlebih dulu dengan kontraktor. Ini terkait schedule pelaksanaan PON. ”Harus ada waktu leluasa untuk klarifikasi dan permohonan ke KONI,” tegas Emil.

Sebagai wali kota yang inginkan pesta terbesar di tanah air itu digelar di Kota Bandung, Emil berharap ada kepastian untuk GBLA. Untuk itu, Emil berjanji akan meminta kontaktor bekerja serius. ”Saya inginnya tiga bulan perbaikan stadion GBLA rampung. Maka, dalam waktu dekat ada rapat dulu. Perbaikan ini masuk akal dan bisa dipenuhi oleh kontaktor. Akan saya push mereka bekerja siang malam, pokoknya saya ingin selesai tiga bulan,” pungkas Emil. (edy/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan