RSHS Bandung Perketat Tranplantasi Ginjal

Meski RS Hasan Sadikin Bandung sendiri kembali melayani transplantasi ginjal yang sempat dihentikan pada 1997. RSHS pun pernah melakukannya selama empat kali dalam kurun waktu dari 1993 sampai sekarang. Namun hal itu dilakukan sesuai prosedur. Yang bersangkutan setidaknya memiliki hubungan keluarga, misalnya kakak beradik, tidak terjadi secara asal apalagi jual beli.
”Lagi pula, jual ginjal tidak mudah perlu prosedur yang luar biasa ketat, dan akan berdampak juga bagi pendonor bagaimana prosedurnya,” terangnya.
Di tempat yang sama, direktur media keperawatan Dr Nucki Nursyamsi mengingatkan bahwa kualitas donor yang jelas akan sangat berpengaruh terhadap hasil operasi. Yang terakhir Pasien cangkok ginjal di RSHS sendiri adalah seorang dokter perempuan yang mendapatkan donor dari kakak kandungnya.
”Operasi itu telah sukses dilakukan pada pertengahan November beberapa tahun kebelakang,” lanjutnya.
Proses operasi sendiri berlangsung selama 3,5 jam. Waktu terlama yang dibutuhkan yakni pada saat pencangkokan ginjal dari donor ke resipien. Operasinya dilakukan bersamaan terhadap dua orang tersebut.
”Operasi seperti itu sudah berkali-kali dilakukan. Keberhasilannya cukup tinggi antara 90-99 persen, dan sejauh ini tidak ada masalah,” tuturnya.
Pada tahun ini ada dua orang pasien yang mencangkok ginjalnya. Akan tetapi, yang sudah final hanya satu orang. Menurutnya satu orang lainnya masih belum final. Seperti sebelum 1997, biaya transplantasi ginjal masih mahal. Biaya yanh ditanggung oleh BPJS sekitar Rp 250.
”Pihaknya telah mengajukan kepada pemerintah agar mendapatkan tambahan sekitar Rp 100 juta. Jadi total yang ditanggung BPJS Rp 350 juta,” pungkasnya. (*/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan