Satu Pasien Meninggal di RS Hasan Sadikin, Diduga Akibat Kesalahan Anestesi Operasi Gigi Bungsu

JABAR EKSPRES – Lewat platform TikTok, seseorang membagikan keterangan soal kesalahan anestesi yang menyebabkan koleganya meninggal dunia di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung. Hal tersebut diungkapkan oleh pemilik akun @latashaqntas lewat Instagram story yang mengaku sebagai keluarga korban.

Lewat unggahan yang kemudian direpost dan tersebar di platform TikTok, dirinya menjelaskan soal sepupunya yang bakal melakukan operasi gigi bungsu. Namun, dirujuk dari rumah sakit Garut ke RSHS Kota Bandung.

Setibanya di RSHS, tim dokter langsung melakukan anestesi kepada pasien lewat pembiusan. Namun setelah dilakukan hal tersebut, sepupunya disebut mengalami henti detak jantung.

BACA JUGA: 20 Ruangan Khusus Disiapkan RSHS Bandung untuk Pulihkan Kejiwaan Caleg Gagal

“Singkatnya cerita sepupu gue mau operasi gigi bungsu dari Garut dirujuk ke @rshs_bandung, kata yang di Garut (RSHS) ini bagus,” tulis akun @latashaqntas di Instagram Story.

“Selang beberapa menit suami sepupu gue dipanggil katanya pasien henti detak jantung,” katanya.

Kemudian pada unggahannya, setelah pasien mengalami henti detak jantung. Pihak RSHS langsung memindahkannya ke Neonatal Intensive Care Unit (NICU).

“Dari situ langsung masuk NICU dan gak sadar berhari-hari, tiba-tiba divonis macam-macam. Katanya paru-parunya item, kondisi gabagus dll. Padahal logikanya sebelum operasi semua diperiksa dan kondisi aman untuk dilakukan tindakan,” tulisnya.

Lantas setelah diusut kepada keluarga korban yang juga seorang dokter, kemungkinan pihak RSHS telah salah melakukan anestesi. Hal tersebut menyebabkan kerusakan ginjal hingga perhentian detak jantung.

“Setelah diusut ditanya ke berbagai dokter kenalan keluarga, ini kemungkinan besar kesalahan anestesi dari dokter anestesi,” ungkapnya.

“Karena cuman selang beberapa menit aja organ bisa langsung rusak semua terutama ginjal, makannya ada perhentian jantung” lanjutnya di slide berikutnya.

Setelah dua minggu berjalan, tak ada perkembangan yang keluarga lihat dari sang pasien.

“Udah 2 minggu gak ada perkembangan tapi badannya diobok-obok terus,” katanya.

BACA JUGA: Dugaan Penemuan Mayat di Lantai 9 Unpri Medan, Ternyata Ini!

Menanggapi hal ini, pihak RSHS melalui Direktur Medik dan Keperawatan RSHS Bandung, Iwan Rachwan angkat bicara melalui video yang diunggah oleh HUMAS RSHS Bandung soal kejadian tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan