Menengok Wilayah Selatan Anak Tiri Kota Cirebon
Wilayah selatan utamanya kelurahan Argasunya menjadi wilayah yang paling jauh dari pusat kota cirebon. Di wilayah itu, terdapat Tempat Pembuangan Akhir Kopiluhur. Tempat itu yang menampung seluruh sampah masyarakat perkotaan. Namun, infrastruktur jalan ke wilayah kopiluhur masih belum diperhatikan oleh pemerintah.
JAMAL SUTEJA, HARJAMUKTI
Prioritas pembangunan di Kota Cirebon masih belum merata. Hal itu bisa dilihat dari pembangunan infrastruktur jalan yang belum menyeluruh di wilayah selatan. Jalan penggung, Jalan Pramuka, hingga Kopiluhur kondisinya rusak dan belum diperbaiki. Padahal di tengah kota, tepatnya di Jalan Binawan Kesambi yang jarang dilalui kendaraan umum sudah diaspal dengan mulus.
’’Seharusnya pemerintah prioritaskan dulu jalan yang sering digunakan banyak orang, kalau jalan lain yang tidak digunakan diperbaiki. Ini jalan-jalan di wilayah selatan yang sering digunakan masyarakat kok belum diperbaiki masih ancur saja,’’ ungkap Ketua RW 8 Kel Argasunya, Suparman kepada Radar, kemarin.
Dia merasa kecewa atas perbaikan jalan ke arah pemakaman sasono mulyo yang sudah diaspal. Sementara jalan ke arah kopiluhur hingga kini masih belum juga diperbaiki. Padahal akses jalan tersebut selain digunakan untuk lalu lintas warga, juga kerap digunakan oleh kendaraan operasional angkutan sampah ke TPA Kopiluhur. Itu artinya jalan itu dari sisi kegunaan lebih besar karena mencakup kepentingan dan pelayanan umum. Namun, jalan ke arah Kopiluhur itu masih saja rusak selama bertahun-tahun belum ada perbaikan.
Karena itu, Warga Argasunya memiliki istilah selalu ’’dianaktirikan’’ oleh Pemerintah Kota Cirebon. Padahal, pemerintah sudah berjanji akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur di wilayah selatan. Namun hingga kini belum ada realisasi. Warga Argausnya hanya dijadikan tempat pembuangan sampah saja. ’’Kalau sampai tahun 2016 tidak sampai diperbaiki, warga akan menutup TPA Kopiluhur,’’ tandasnya.