Tergelitik saat Dengar Cewek Teriak ”I Hat You”

Trio Bandung dan Ide Mempermudah Belajar Bahasa Inggris

Kesulitan sebagian orang Indonesia dalam mempelajari bahasa Inggris ditangkap tiga serangkai Indra Satria, Lutvi Priyanto, Ilham Samudra. Mereka membuat aplikasi penerjemah sekaligus sarana pembelajaran bahasa Inggris. Namanya Hits English.

M.SALSABYL AD’N, Bandung

DI Hits English, Indra Satria adalah founder. Sedangkan Lutvi menjabat chief executive officer (CEO) dan Ilham bertugas sebagai chief operating officer (COO). Meski begitu, sebenarnya pekerjaan mereka saling mengisi. Istilah mereka, serabutan.

Tiga orang itulah yang mencetuskan ide aplikasi penerjemah bahasa Inggris-Indonesia dengan berbagai fitur. Mereka melakukannya secara nekat, dimulai pada Maret 2015.

Namun, aplikasi besutan barudak (anak-anak) Bandung itu tak boleh diremehkan. Dalam hitungan bulan, sudah 8 ribu orang yang mengunduhnya. Padahal, tim Hits English hanya berpromosi di SMA-SMA Bandung. ”Kalau boleh dibilang, aplikasi kami belum tahap final. Karena itu, kami belum mau promosi masif. Cukup promosi lokal,” terang Lutvi.

Dengan pengalaman bergaul dengan berbagai kalangan, trio tersebut tahu benar solusi yang bisa ditawarkan. Bukan hanya kamus yang bisa menerjemahkan kata per kata. Namun, Hits English berusaha membuat algoritma khusus sehingga aplikasi yang ada bisa menerjemahkan kalimat bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau sebaliknya.

”Selain vocab (kosakata, Red), masyarakat Indonesia juga sangat lemah dalam tense. Selama ini, kami belum melihat ada aplikasi yang secara tepat menerjemahkan dalam bentuk kalimat. Bahkan, perusahaan alat penerjemah yang harganya mencapai jutaan rupiah pun sering tak tepat dalam menerjemahkan sebuah frasa sederhana,” terang Indra.

Tak mudah melakukan itu semua. Alasan pertama, ketiganya adalah ahli ekonomi, bukan teknologi. Kedua, mereka belum punya pengalaman menerjemahkan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Karena itu, saat memulai proyek, mereka mengajak tiga orang lagi untuk merancang application program interface (API) dan memasukkan database kosakata.

”Prosesnya pun belum berhenti sampai sekarang. Sampai saat ini, kami sudah memasukkan 12 ribu kata serta mengembangkan algoritma yang sesuai tense Inggris dan Indonesia,” imbuh Indra.

Dengan semua proses tersebut, tiga orang itu mengaku harus rela mengeluarkan dana lebih dari Rp 1 miliar. Dana tersebut dirogoh dari kantong pribadi. ”Kebetulan, kami semua memang punya usaha. Saya usaha bidang farmasi. Lutvi bidang desain interior. Lalu, Indra konsultan pendidikan bahasa Inggris,” terang Ilham.

Tinggalkan Balasan