Terus Lestarikan Budaya Sunda

[tie_list type=”minus”]Tampilkan Seni Beluk[/tie_list]

bandungekspres.co.id – Kota Bandung hingga saat ini terus berupaya mengembangkan seni budaya Sunda, melalui berbagai kegiatan. Hal tersebut dilakukan agar kesenian tidak punah.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Padepokan Seni Mayang Sunda Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung Ating Sudjana mengatakan, berbagai program rutin untuk pelestarian seni dan budaya Sunda, salah satunya dengan mengadakan seminar. Diharapkan generasi muda tidak melupakan jati diri mereka sebagai orang Sunda.

Padepokan Mayang Sunda memfasilitasi pelaku seni yang dipusatkan di Sekretariat Padepokan Seni Mayang Sunda di Jalan Peta No. 209. ’’Tempat tersebut dapat dipakai untuk latihan oleh para komunitas seni setiap hari. Diisi pula oleh para maestro dan pembinaan pelaku seni. Di Padepokan Seni Budaya Mayang Sunda tidak hanya diisi para seniman, tetapi siswa dan mahasiswa,” katanya pada Bandung Ekspres dalam seminar bertema Jati Diri Nonoman Sunda Semangat Nasionalisme, Sabtu (5/12).

Ating menjelaskan, selain seminar, pihaknya menyelenggarakan berbagai kegiatan seni, di antaranya, teater, karawitan angklung, kawih dan tari. Para peserta yang ikut dalam kegiatan ini terdiri dari berbagai kalangan, baik budayawan Sunda, mahasiswa, pelajar, dan lainnya. ’’Saya harap dengan diadakannya kegiatan ini, anak muda akan lebih mengetahui dan menghargai warisan budaya leluruh mereka,” jelasnya.

Anto Sumiarto, salah seorang budayawan Sunda memaparkan, agar budaya tidak punah, segenap lapisan masyarakat sunda diminta turut serta lestarikan sekaligus kembangkan seni budaya Sunda. Sehingga budaya Sunda bisa lestari dan berkembang, disenangi serta dicintai. ’’Kalau bukan kita siapa lagi, yang akan peduli terhadap nilai seni dan budaya leluhurnya,” tukasnya.

Agus I.P Wirya Praja, Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata Kota Bandung, menuturkan, salah satu budaya seni Sunda yang hampir punah adalah seni beluk. Menurutnya, beluk merupakan warisan leluhur yang sudah ada sejak dulu. Seni ini berupa teriakan teriakan panjang yang dimainkan oleh dua hingga empat orang tanpa menggunakan alat musik apapun.

Supaya masyarakat lebih mengenal kembali seni ini, pihaknya bersama Padepokan Seni Mayang Sunda akan menampilkan kembali beluk hari ini di Sekretariat Padepokan Mayang Sunda. ’’Untuk penampilan seni beluk ini, agar lebih semarak kami kolaborasikan dengan alat musik gedang rampak dan tarian,” ungkapnya. (dn/vil)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan