Aher Ikiti Munas Hipmi di Surabaya

”Jangan lupa, Rasul setelah pertama bangun masjid saat hijrah ke Madinah, bulan kedua membangun pasar. Ekonomi itu sangat penting, terutama ekonomi yang benar-benar nasionalis,” katanya.

Menurut dia, nasionalisme primer adalah benar-benar memberdayakan seluruh komoditas dalam menegakkan kemandirian. Bukan yang serba hormat bendera merah putih, namun di belakang malah mengekspor bahan komoditas ke luar negeri.

Pengusaha nasionalis harus menjaga ketergantungan ke luar negeri. Dengan, demikian sektor hulu dan hilir sepenuhnya berdenyut untuk anak bangsa.

”Impor terbesar Indonesia itu bahan pangan, bukan komputer dan otomotif. Jadilah pengusaha yang peduli kedaulatan pangan, buatlah angkatan kerja lebih sedikit daripada lapangan kerja seperti terjadi di Korea Selatan,” pungkasnya. (ist/fkjb/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan