Bukti Keberagaman Budaya

[tie_list type=”minus”]Kemilau Nusantara ke-12 Tanpa Garut dan Pangandaran[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia sukses menggelar helaran Kemilau Nusantara ke-12.

Kegiatan yang dibuka Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ini mengusung tema “Pusparagam Nusantara” diikuti 41 kontingen dari provinsi dan 26 Kab/Kota se-Jabar.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Nunung Sobari menjelaskan, peserta helaran Kemilau Nusantara untuk tingkat provinsi, ada 16 kontingen unit. Sedangkan dari Kabupaten/Kota di Jawa Barat, yang ikut serta 25 kab/kota. Tercatat, hanya Kabupaten Garut dan Kabupaten Pangandaran saja yang tidak ikut serta.

Dia menjelaskan, tujuan diselenggarakannya Kemilau Nusantara ini untuk merepresentasikan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang multicultural. Kemudian, kaya akan ragam jenis kesenian dan kebudayaan seperti tari, musik, teater, sastra, seni rupa, hingga adat istiadat yang mengatur tata cara kehidupan.

”Cermin keberagaman yang kita miliki juga merefleksikan betapa kreatifnya masyarakat Indonesia. Seperti contohnya dengan cara melakukan arak-arakan dan lomba foto melalui kegiatan ini,” tuturnya.

Dia berpendapat, hasil dari kreasi masyarakat yang kreatif tersebut harus dilestarikan dan dipromosikan kepada khalayak banyak. ”Supaya seluruh masyarakat Indonesia, dapat lebih menghargai dan menjaga keberlangsungan kebudayaan dan kesenian warisan nenek moyang kita.” paparnya.

Terkait tema, Pusparagam Nusantara itu sendiri diartikan sebagai Suasana Segar, Meriah, Gembira, Penuh Warna, Berbeda-beda (Beragam). Namun terkomposisikan secara harmonis. Lalu, arti dari Puspa adalah bunga dan setiap kebudayaan di nusantara yang kaya warna dan beragam corak, yang sejatinya adalah bunga-bunga nusantara.

”Jika diartikan sebagai Pusparagam Nusantara mengeluarkan semerbak harum bunga dan memercikkan pesona keindahan warna warni kebudayaan Indonesia,” tuturnya lagi.

Secara teknis, dalam arak-arakan ini dilakukan penilaian untuk kategori kabupaten/kota dan provinsi oleh dewan juri yaitu Aat Soeratin (budayawan), Tisna Sanjaya (seni rupa) dan Joko Kurnain (seni artistik), yang berada pada lokasi yang berbeda.

Seluruh peserta akan berparade kurang lebih 1 kilometer, beratraksi sepanjang rute arak-arakan dan hanya diperbolehkan memberikan penghormatan di depan tribun utama selama satu menit.

Tinggalkan Balasan