Satu Jenazah Belum Teridentifikasi

[tie_list type=”minus”]Diduga Bernama Aris, Pendaki Asal Jakarta[/tie_list]

MAGETAN – Seharian kemarin (19/10) tim Disaster Victim Investigation (DVI) Polri dan RSUD dr Sayidiman kerja keras mengungkap identitas tujuh korban tragedi amuk Lawu. Data yang diperoleh Jawa Pos Radar Lawu hingga sore kemarin sudah enam jenazah teridentifikasi. Sedangkan satu jenazah belum bisa dikenali. ”Semua korban meninggal di kamar jenazah, beberapa sudah teridentifikasi,” ujar Direktur RSUD dr Sayidiman Magetan Mahatma Andre.

Proses evakuasi ketujuh korban meninggal dunia dan dua luka serius akibat kebakaran di jalur pendakian III-IV mulai Minggu (18/10) hingga dini hari kemarin, sekitar pukul 00.16 WIB. Paling terakhir yang dievakuasi menuju rumah sakit itu jenazah seorang laki-laki.

Dari sumber tepercaya koran enam jenazah yang teridentifikasi di antaranya Sumarwan, 45, dan anaknya Nanang Setiya Utama, 16, warga Jalan Rajawali Kelurahan Beran, Kecamatan/Kabupaten Ngawi. Berikutnya, Awang Feri Pradika Dwi Kusuma, 23, warga Desa Karangasri Kecamatan/Kabupaten Ngawi bersama tunangannya Rita Septi Hurika, 21, warga Desa Gulung Kecamatan Paron, Ngawi. Keempat warga Ngawi ini memang satu rombongan. Total ada 6 orang dalam rombongan Ngawi ini, dua di antaranya selamat dengan luka bakar serius. Yakni, Eko Nurhadi, 35, warga Desa Brangol Karangjati, Ngawi yang kini dirujuk ke rumah sakit di Solo. Seorang lagi, Novi Dwi Istiwanti, 15, anak perempuan Sumarwan yang dirujuk ke RSUP dr Soetomo, Surabaya.

Koran ini mendapat informasi tiga jenazah lainnya itu bernama Joko Prayitno, 28, warga Serang, Banten. Berikutnya Kartini, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur. Sedangkan seorang lagi diduga bernama Aris. Mereka adalah satu rombongan asal Jakarta. ”Kami masih berusaha, mudah-mudahan hari ini (kemarin) semua teridentifikasi,” ujar Mahatma.

Kata dia, proses identifikasi petugas berusaha mengenali ciri-ciri korban. Salah satunya dengan membandingkan sidik jari antemortem korban. Kemudian, pihaknya juga melakukan metode visual dengan memanggil orang terdekat korban untuk memastikan identifikasi jenazah. Beberapa keluarga, rekan, dan kerabat yang tiba diminta untuk melihat korban untuk mengenali cirinya. Kemudian pihaknya juga mencocokkan barang-barang lain yang ditemukan bersama jenazah seperti kartu pengenal, pakaian dan perhiasan. ”Semua kami lakukan sesuai prosedur,” imbuhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan