Gratis Tiga Hari Potong Daging

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Kota Bandung tidak akan meminta retribusi kepada warga yang ingin memotong hewan kurban di rumah potong hewan (RPH) Ciroyom dan Cirangrang. Bahkan, pihaknya akan memberlakukan hal tersebut hingga hari tasyrik selesai.

“Kita hanya membatasi bagi warga yang ingin motong hewan kurban disini (RPH-red) sampe hari minggu. Dan sesuai aturan, tidak akan dipungut biaya sama sekali,” ujar Kepala Distan KP, Elly Wasliah saat ditemui di Kantor Distan KP, Kamis (24/9/2015).

Dikatakannya, sekalipun warga harus membayar retribusi pemotongan, itu pun bukan kepada pihaknya. Namun, retribusi tersebut diberikan kepada petugas pemotongan hewan. Sebab, petugas tersebut bukan merupakan kariyawan dari Distan KP.

“Mereka (pemotong hewan-red) bukan petugas dari kita. Jadi kalo pun ada pembayaran, ya itu bayarnya ke mereka langsung sebagai uang buruh lah istilahnya,” katanya.

Dijelaskannya, pembebasan biaya retribusi ini dilakukannya memang sesuai aturan yang berlaku. Namun, setelah itu tarif seperti hari biasanya akan berlaku. Tidak hanya itu, waktu pemotongan pun akan tetap dilakukan pada malam hari.

“Kalo emang niatnya kurban akan kita gratiskan. Tapi kalo buat dijual lagi ya pemotongannya bakal malam seperti biasanya. Selain itu kita juga akan kenakan biaya retribusi senilai Rp 30 ribu per ekornya,” ungkap dia.

 

Pembagian Daging Kurban

Ribuan warga yang berasal dari wilayah Bandung Raya mendatangi pembagian daging kurban di Masjid Raya Bandung. Meski sempat berdesak desakan, pembagian daging kurban berlangsung kondusif.

Berdasarkan pantauan, warga tampak sudah mengantre sejak pagi. Padahal pembagian daging kurban baru dilakukan sekitar

pukul 13.30 WIB dan baru berakhir pukul 15.30 WIB.

Sekretaris DKM Masjid Raya Bandung Aos Sutisna mengatakan masing-masing penerima hewan kurban mendapatkan jatah sebanyak setengah kilogram daging. Menurut dia, untuk sistem pembagian daging kurban di Masjid Raya Bandung sendiri tidak menggunakan sistem kupon.

“Jadi warga yang hadir dibariskan per shaf. Warga yang telah berbaris kemudian harus melakukan registrasi dan mengisi data sebelum menerima daging kurban,”ujarnya saat ditemui di Masjid Agung Bandung Raya.

Tinggalkan Balasan