17 Calhaj Gagal Berangkat

SUKABUMI – Sebanyak 444 calon jamaah haji (CJH) dari berbagai pelosok desa Kabupaten Sukabumi, sudah berkumpul di Lapangan Yon Armed 13 Cikembar, sebagai titik pemberangkatan dari Sukabumi. Namun sayang, sebanyak 17 CJH di antaranya menelan kekecewaan setelah mereka dinyatakan gagal ke Tanah Suci Makkah pada gelombang pertama. Akibatnya, 11 visa CJH belum turun, sedangkan enam sisanya merupakan keluarga jamaah yang memutuskan tidak berangkat, karena keinginan berangkat bersama keluarga (CJH gagal, red), kemarin (23/8).

Calhaj Gagal Berangkat
JAWA POS

GAGAL BERANGKAT: Calon jemaah haji yanga gagal berangkat pulang dengan perasaan kecewa.

Ironisnya, informasi tidak turunnya visa ke-11 CJH itu baru diberitahukan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sukabumi saat para CJH itu siap diberangkatkan di Yon Armed 13 Cikembar. Padahal, mereka datang berbondong-bondong diiringi sanak famili dan tetangga ke tempat kumpul jamaah tersebut. Kendati demikian, pihak Kemenag Kabupaten Sukabumi berjanji akan memberangkatkan 17 CJH tersebut pada tahun ini.

Pantauan Radar Sukabumi (grup Bandung Ekspres), CJH yang keberangkatannya ditunda tersebut tak sedikit menitikan air mata. Raut wajah mereka tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Betapa tidak, selain mereka harus menahan malu lantaran sudah pamit kepada keluarga dan tetangga, juga keberangkatan mereka menuju Yon Armed 13 diiringi ratusan sanak keluarga dan tetangga.

”Ya kalau dikatakan kecewa sudah pasti, bukan masalah ditunda keberangkatan, tapi malu lantaran sudah pamitnya itu dan juga diantar oleh puluhan bahkan ratusan kerabat,” ujar orang tua CJH yang gagal berangkat asal Sagaranten dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Alhidayah, Sanusi, 65, kemarin (24/8).

Dikatakan Sanusi, pada KBIH Alhidayah, sedikitnya, ada empat orang CJH yang gagal berangkat pada gelombang pertama ini. Kendati pihak panitia menawarkan tempat menginap bagi CJH yang ditunda keberangkatannya, namun ia dan jamaah lainnya memilih untuk kembali ke kampung halamannya.

”Daripada nginep di sini, lebih baik kami pulang meskipun jarak kami jauh. Semoga saja tahun depan tidak seperti ini lagi,” singkatnya seraya berharap.

Senada disampaikan pihak keluarga CJH lainnya, Harlan, 30. Warga Palabuhanratu ini lebih mengerti alasan yang disampaikan pihak panitia atas keterlambatan visa ini. Ia hanya menyayangkan, kenapa pemberitahuan ditunda keberangkatan ini secara mendadak dan tidak jauh-jauh hari.

Tinggalkan Balasan