Dany Kent, Jack Miller Baru?

Naik kastanya Jack Miller dari pembalap Moto3 ke MotoGP akhir musim 2014 memicu kontroversi luas yang melibatkan banyak kalangan di dunia balap Grand Prix. Menunggangi motor berkubikasi 250cc dan tiba-tiba menggeber MotoGP 1000 cc dalam usia 19 tahun saat itu rasanya seperti menyerahkan kuda pacuan kepada bocah yang biasa naik kuda poni. Bahaya!

Dany Kent Pebalap Rookie
Dany Kent
Pebalap Rookie

Wakil Presiden Honda Racing Corporation Shuhei Nakamoto terang-terangan menyebut keputusannya meminang Miller untuk dititipkan ke LCR-Honda adalah perjudian besar. Dia mengaku punya feeling bagus dengan pemuda Townsville, Australia tersebut.

Keraguan banyak orang itu cukup terbukti sejauh ini. Sepanjang 11 seri berlangsung performanya di luar ekspektasi. Apalagi jika dibandingkan dengan rekan setimnya di LCR Cal Crutchlow. Dengan motor yang sama hasil yang didapat jauh berbeda. Crutchlow kini menghuni tempat urutan 9 klasemen dengan satu podium. Sedangkan Miller terdampar di posisi 18. Belum sekalipun finis 10 besar.

Faktor rookie tidak bisa jadi alasan. Marc Marquez bisa bersaing dengan Dani Pedrosa di musim debutnya. Kemudian Maverick Vinales di Suzuki yang mampu mengimbangi Aleix Espargaro.

Feeling Nakamoto rupanya kurang tepat. Namun keputusan serupa kini bakal diambil skuad Ducati dengan mendatangkan Dany Kent. Kabarnya, pembalap Inggris itu sudah ditawari bergabung dengan tim satelit Pramac untuk tiga musim ke depan.

Pemimpin klasemen sementara Moto3 itu memang secemerlang Jack Miller dulu. Sampai seri Republik Ceko, Minggu (16/8) lalu, lima kemenangan plus tiga kali podium sudah diraihnya. Gelar juara sudah di depan mata. Selain itu dia juga menyebut tidak akan kembali ke Moto3 tahun depan, apapaun yang terjadi.

Sebenarnya ada peluang Kent turun di Moto2. Tidak seperti Miller, pembalap 20 tahun itu pernah berlaga di kelas 600 cc tersebut musim 2013. Dari 15 kali membalap dia tidak pernah menang. Akhirnya kembali ke Moto3.

Musim 2016 memang momen yang pas bagi Kent untuk melompat. Perubahan regulasi soal penyeragaman ECU motor dan peralihan ban dari Bridgestone ke Michelin membuat semua pembalap, baik senior maupun junior, untuk belajar mulai dari nol. Adaptasi besar-besaran diperlukan semua pembalap. Kalau perlu sampai harus mengganti gaya membalap. ’’Dengan kembalinya Michelin tahun depan dan regulasi baru sistem elektronik tim-tim satelit punya kans untuk bertarung,’’ tukas Kent awal pekan ini.

Tinggalkan Balasan