[tie_list type=”minus”]Saat Umur Padi Menginjak Tujuh Hari[/tie_list]
SUBANG – Sejumlah area pesawahan di wilayah Pantura, Subang mengalami kekeringan. Padahal umur padi baru menginjak sekitar 7 hingga 15 hari pasca tanam. Namun kini kondisi tanahnya saat ini mulai mengering, bahkan mulai retak.
Pantauan Pasudan Ekspres (Grup Bandung Ekspres), beberapa lokasi sawah yang sudah mengalami kekeringan berada di wilayah Kecamatan Sukasari, seperti, Desa Sukasari, Batangsari dan Anggasari. Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Pamanukan, Hendra mengatakan, kondisi kekeringan diakibatkan minimnya pasokan air.
Hendra mengaku, jadwal tanam petani mengalami kemunduran hingga 2 bulan. Kondisi ini menjadi faktor ketersedian air tidak seimbang. Sementara kebutuhan air secara menyeluruh, terutama wilayah Pantura Subang. Belum lagi ribuan area sawah di Pantura, terutama di sebelah utara jalur Pantura, masih banyak yang belum tergarap.
Selain akibat musim kemarau panjang, jadwal masa golongan tanam yang tidak berjalan semestinya memperparah kekeringan di wilayah Pantura. ”Seharusnya pada awal bulan Mei hingga Juni, petani sudah selesai mengolah sawah dan menanam padi. Sehingga kebutuhan air bisa dipenuhi, karena pada bulan tersebut ketersediaan air masih mencukupi,” ujarnya.
Namun kenyataan di lapangan tidak demikian. Petani hingga bulan Juli dan Agustus masih banyak yang belum tanam. Adapun yang sudah tanam, namun tetap saja kekurangan pasokan air, sehingga sulit untuk membuat jadwal giliran air hingga bisa merata secara maksimal. Dengan kondisi itulah, maka di sejumlah area ditemukan adanya lahan sawah petani yang mengalami kekeringan. Pihaknya akan terus berupaya dan berkoordinasi dengan steakholder dan dinas terkait untuk bisa memenuhi kebutuhan air petani meski tidak akan maksimal sesuai dengan harapan petani.
Sementara itu anggota Komisi IV DPRD Subang, Asep Hadian mengatakan, kekeringan yang terjadi di Kabupaten Subang kondisinya sudah sangat menghawatirkan. ”Di Kecamatan Kalijati saja, ada belasan hektare (sawah) kekeringan,” ujar Asep.
Diakui Asep, akibat kekeringan ini diprediksi kerugian yang dialami petani mencapai miliaran rupiah. Hal ini dibuktikan banyaknya pengaduan warga akibat kekeringan tersebut. ”Kekeringan yang terjadi bukan hanya di pantura saja. Bahkan di wilayah barat Kabupaten Subang juga mengalami kekeringan,” jelas Asep.