Mengenal Hujan Meteor Perseid

[tie_list type=”minus”]Bisa Dilihat Mata Telanjang Pada 13-14 Agustus[/tie_list]

Hujan Meteor Perseid merupakan fenomena tahunan yang dapat dinikmati di seluruh belahan dunia. Hujan meteor tersebut jatuh pada periode 17 Juli – 24 Agustus. Pada 2015, puncak terjadinya hujan meteor perseid jatuh pada tanggal 13-14 Agustus.

NITA NURDIANI PUTRI, LEMBANG

TAK banyak orang mengetahui Hujan Meteor Perseid. Fenomena alam ini bisa dinikmati kasat mata. Namun, orang harus mengetahui kapan waktu terjadinya hujan meteor ini. Observatorium Bosscha mencatat waktu terjadinya meteor tersebut dari jam 06.30 – 09.00 UT atau 13.30 – 16. 00 WIB/ 14.30 – 17.00 WITA/ 15.30 – 18.00 WIT. Bagi Indonesia, puncak hujan meteor bertepatan pada siang hari. Akan tetapi, hujan meteor tersebut bisa juga dinikmati menjelang dini hari.

Bosscha
Istimewa

PUSAT PENELITIAN BINTANG: Observatorium Bosscha memprediksi akan terjadi Hujan Meteor di Indonesia pada 13-14 Agustus Mendatang.

”Rasi Perseus yang menjadi arah datangnya hujan meteor Perseid baru terbit tengah malam. Pengamatan baru bisa dilakukan menjelang fajar sekitar pukul 03.00 – 05.00 WIB dini hari ketika rasi Perseus sudah cukup tinggi dari horison,” ucap Kepala Observatorium Boscha Mahesa Putera kepada Bandung Ekspres kemarin (9/8).

Hujan Meteor Perseid akan tampak datang dari arah rasa Perseus atau tepatnya di utara Bintang Mirphak, bintang paling terang di rasi tersebut. Pada tanggal 13 Agustus nanti, akan ada 110 – 120 meteor yang jaruh setiap jamnya. Jumlah tersebut jauh lebih banyak pada tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 30 – 40 meteor perjam. Pada tahun ini puncak hujan meteor, bulan sudah memasuki pase Bulan Baru sehingga pengamat di Bumi bisa menimati hujan kilatan cahaya meteor yang melintas dengan bebas.

”Hanya satu syarat hujan meteor bisa terlihat dengan mata telanjang, yaitu wilayah untuk menikmati hujan meteor tersebut harus bebas dari polusi cahaya,” ucapnya.

Mahasa menjelaskan Hujan Meteor Perseid berasal dari sisa debu ekor komet Swift-Tuttle yang pernah melintasi bumi. Pada tahun 1862 astronom yang namanya dipakai nama komet berhasil menelitik hujan meteror tersebut.

Saat mendekati Matahari, komet meninggalkan partikel sisa di bekas lintasannya. Setiap tahun, saat Bumi melewati bekas lintasan komet, partikel sisa itu akan masuk ke atmosfer Bumi, menekan dan memanaskan udara di sekitarnya hingga menimbulkan kilatan cahaya meteor.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan