JOSEP “Pep” Guardiola terlalu tinggi apabila hanya mengejar trofi level Eropa bagi Bayern Muenchen. Sebab, untuk level regional saja, Bayern di bawah tangan dinginnya belum merajai semua ajang. Setidaknya untuk trofi DFL Super Cup atau Piala Super Jerman.
Untuk trofi yang biasa mempertemukan antara klub juara Bundesliga dengan klub juara di DFB Pokal itu, Guardiola bahkan harus menanti dalam dua kali percobaan. Yaitu pada edisi musim 2013-2014 dan 2014-2015 lalu. Uniknya, dalam dua kali kekalahan itu, satu lawan saja yang menuntaskannya, Borussia Dortmund.
Jika pada percobaan pertama pada 2013-2014 Dortmund mengalahkan klub berjuluk Die Roten itu dengan skor 2-4, maka setahun kemudian berubah menjadi dua gol tanpa balas. Kans untuk mengakhiri penantian itu terjadi begitu Bayern tidak lagi ditantang Dortmund di Piala Super Jerman.
Juara DFB Pokal 2014-2015 VfL Wolfsburg yang menjadi penantang Bayern kali ini. Di kandang sendiri, Volkswagen Arena, Wolfsburg bersiap memberikan mimpi buruk untuk Bayern dan Guardiola. Bayang-bayang kemenangan besar 4-1 atas Bayern, Januari lalu di Bundesliga menjadi senjata.
Dua tahun menanti gelar domestik menjadi prestasi terburuk Guardiola selama membesut sebuah klub. Acuannya ketika dia membesut Barcelona pada rentang waktu empat musim mulai 2008 hingga 2012 silam. Guardiola hanya butuh semusim untuk mengumpulkan tiga trofi domestik, Primera Division, Copa del Rey dan Supercopa de Espana atau Piala Super Spanyol.
Makanya, belum mampunya Guardiola memberikan trofi Piala Super Jerman ini menjadi satu-satunya noda dalam dua musim kepemimpinannya. Pelatih berusia 44 tahun tersebut baru mampu memberikan dua trofi Bundesliga, dan sekeping trofi DFB Pokal bagi public Allianz Arena, homeground Bayern.
Dalam wawancaranya kepada Sport1, Guardiola menganggap Piala Super Jerman bukan sebagai agenda sampingan. ”Semua gelar penting bagi saya. Bagi orang lain mungkin itu bukan masalah, tetapi bagi saya pertandingan berikutnya (Piala Super Jerman, Red) itulah hal terpenting,” ujarnya, kemarin WIB (31/7) ketika diminta mengomentari kekalahan via adu tendangan penalty atas klub Liga Super Tiongkok Guangzhou Evergrande, 4-5, pada 23 Juli lalu itu.