[tie_list type=”minus”]Banteng Merah Tak Harmonis dengan Reanult[/tie_list]
HUBUNGAN tidak harmonis Red Bull dengan Renault sepertinya akan berakhir. Red Bull saat ini sedang bernegosiasi dengan Aston Martin sebagai partner musim depan menggantikan Infiniti. Bekerja sama dengan Aston Martin artinya otomatis akan memakai mesin Mercedes musim depan. Sebab, Mercedes punya lima persen saham di Aston Martin.
Kembalinya Aston Martin ke ajang F1 cukup mengagetkan. Pada akhir dekade 1950-an, pabrikan mobil mewah asal Inggris tersebut pernah berpartisipasi di ajang balapan jet darat tersebut. Namun, hanya berlangsung dua musim, 1959-1960, dengan prestasi minim.
Bagi Mercedes, kesepakatan tersebut adalah kabar baik di tengah upaya pabrikan Jerman tersebut mengembangkan cakupan investasinya di kalangan tim-tim customer F1. Sementara mereka juga tidak menganggap Aston Martin sebagai rival pada persaingan dagang mobil jalan raya.
Negosiasi tersebut, sebut Autosport, diyakini diinisiasi oleh Bos Aston Martin Andy Palmer serta Direktur Marketing dan Komunikasi Simon Sproule. Keduanya juga menjadi aktor utama yang membawa Infiniti menjadi sponsor Red Bull untuk jangka waktu lama. Saat deal terjadi, baik Palmer dan Sproule masih bekerja untuk Nissan. Nah, Infiniti sendiri adalah brand Nissan untuk pasar mobil mewah, dimana mereka berkongsi dengan Renault.
Ketika Autosport mencoba menghubungi untuk diminta konfirmasi soal kesepakatan tersebut, pihak Aston Martin hanya menjawab diplomatis. ’’Di paddock selalu beredar banyak rumor. Kami harus mencari jalan agar nama Aston Martin dikenal ke penjuru dunia. Saat ini kami menggunakan Balapan Ketahanan Mobil (World Endurance Championship) sebagai ajang promosi,” ungkap Palmer.
Sebagai CEO baru, lanjut Palmer, tugasnya mengembalikan grafik penjualan Aston Martin yang melorot sepanjang satu dekade belakangan. Dia sendiri baru mendapuk jabatannya sejak setahun lalu. ’’Tugasku adalah konsentrasi untuk mengembalikan pamor Aston Martin. Jika sesuatu yang pas dengan tujuan kami itu datang apakah aku akan mempertimbangkannya? Pasti,” cetusnya.
Setali tiga uang, Bos Red Bull F1Christian Horner juga mengeluarkan komentar yang menambah panas polemik tersebut. ’’Yang pasti, kami terkait kontrak dengan Infiniti dan Renault hingga akhir 2016. Apapun yang diprediksi setelah itu murni spekulasi,” tegasnya dikutip Crash.