Hercules Diduga Kelebihan Muatan

Remaja putri berinisial BS yang masih berusia 16 tahun itu mengisahkan bahwa kakaknya Selasa lalu berniat pulang ke Natuna, Kepulauan Riau, dengan naik Hercules dari Pekanbaru. Sang kakak yang kuliah semester tiga di STMIK Amikom Pekanbaru naik pesawat bersama teman-temannya. ”Abang saya naik bersama sekitar 20 temannya dari Pekanbaru. Ini untuk kedua kalinya abang saya naik Hercules ke Natuna dari Pekanbaru,” beber BS yang mengaku dari keluarga sipil.

Meski tidak secara terang menyebut nominal ongkos naik pesawatnya, BS memperkirakan biayanya sekitar Rp 800 ribu. ”Biasanya segitu. Abang naik dari Pekanbaru, lalu transit Medan, lalu ke Tanjungpinang dan terakhir ke Natuna pesawatnya,” terang dia.

Sang paman yang enggan disebutkan namanya menjelaskan bahwa warga sipil di kawasannya sudah biasa naik Hercules. Selain cepat, harganya relatif lebih murah daripada pesawat komersial atau kapal. ”Kalau naik kapal malah bisa satu minggu dari Natuna ke Pekanbaru. Jadi, jangan salahkan TNI-AU. Kami sebenarnya juga terbantu dengan pesawat ini,” katanya yang diamini BS.

BS dan pamannya menyebutkan, biasanya untuk pembelian tiket, penumpang tinggal datang ke bandara yang merupakan pangkalan udara milik TNI-AU. Selain membayar, mereka tinggal menunjukkan surat keterangan identitas untuk naik.

Keterangan yang tak jauh berbeda disebutkan Sahata Sihombing yang dua anaknya, Ester Yosephine Sihombing dan Rita Yunita Sihombing, menjadi korban kecelakaan. ”Meski dari keluarga TNI, kami tetap bayar Rp 750 ribu. Bisa jadi pesawat ini keberatan muatan karena dipaksakan banyak yang naik,” ungkapnya.

KSAU Bantah    

KSAU Marsekal Agus Supriatna membantah dugaan tersebut. Menurut dia, jumlah penumpang sudah sesuai dengan manifes. ”Jumlah manifes 113: 12 awak pesawat dan 101 penumpang dari keluarga tentara. Tidak ada yang lainnya. Ingat, jumlah kantong yang utuh ada 91. Itu yang pasti,” tegasnya. (fim/c9/kim/hen)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan