Petani Keluhkan Bantuan Pupuk

[tie_list type=”minus”]

 Pemberian Subdisi Tidak Merata

[/tie_list]

NGAMPRAH – Para petani di Kabupaten Bandung Barat mengeluhkan keterlambatan bantuan pupuk dan bibit dari pemerintah. Padahal, saat ini sudah memasuki musim tanam.

Salah satunya adalah Adi Suwardita petani asal Kampung Tegaraja Desa Kertajaya, Kecamatan Ngamprah. Dia mengatakan, sudah 10 tahun dirinya tidak mendapatkan pupuk dan bibit bersubsidi dari pemerintah. Padahal para petani dari Desa Sukatani yang bersebelahan dengan tempat tinggalnya mendapatkan pupuk bersubsidi.”Kondisinya sejak 1995 hingga sampai saat ini,” ucapnya kepada Bandung Ekspres kemarin (29/5).

Dirinya menambahkan, setelah pendataan yang dilakukan oleh pemerintah, pupuk dan benih tidak pernah turun kepadanya. Selama ini dirinya membeli pupuk sebanyak 4 kuintal sekali panen. Dengan harga pupuk berkisar Rp 100.000 sampai Rp 150.000 per 10 kilogramnya.

Sementara harga benih dia tidak menyebutkan. Pada saat musim tanam, untuk bisa membeli pupuk dia hanya mengandalkan dari sisa penjualan beras. Dirinya sekali musim panen hanya menyediakan beras sebanyak 2,5 ton.

Hal tersebut dirasakan juga Nining Yunengsing, petani yang memiliki lahan bersebelahan dengan Adi. Dirinya menuturkan, keadaan tersebut diperparah pada saat harga pupuk tinggi.

”Setiap harga pupuk tinggi saya selalu selalu kesulitan untuk mencari uang membeli pupuk. Uang yang saya punya selalu pas setiap kali musim tanam,” ucapnya.

Harga pupuk selama ini tidak selamanya stabil. Sempat di tahun kemarin harga pupuk mengalami kenaikan 100 persen. Harga tersebut membuat beberapa petani kelimpungan. (mg5/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan