Berebut Proyek Kereta

JK mengakui, Jepang sebagai pelopor kereta supercepat memang memiliki reputasi hebat. Namun, Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir juga sukses membangun jaringan kereta supercepat dengan jarak ribuan kilometer. ’’Kalau dari sisi investasi, China (Tiongkok) bisa lebih murah,’’ ucapnya.

Namun, pemerintah tidak akan serta-merta memilih investor berdasar murah atau mahalnya rencana investasi. Sebab, aspek kualitas akan tetap menjadi pertimbangan utama untuk proyek jangka panjang. ’’Prinsipnya quality infrastructure,’’ tegasnya.

Deputi Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Deddy Priatna menambahkan, jika pemerintah nanti sudah memutuskan investor yang dipilih, diperlukan waktu 2–3 tahun lagi untuk bisa memulai proyek tersebut. ’’Untuk fase awal, dimulai pembangunan rute Jakarta–Bandung dengan waktu tempuh hanya 34 menit,’’ jelasnya. (owi/c5/end/tam)

Tinggalkan Balasan