’’Pemberi kerja biasanya menuntut kualitas SDM. Sementara di sini, bagi lulusan SMA atau di bawahnya, tidak ada kesempatan meningkatkan keterampilan setelah lulus,’’ ungkapnya.
Menurut Sekjen Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sanny Iskandar, selain ketidaksiapan angkatan kerja dengan latar belakang pendidikan SMA, penyerapan tenaga kerja rendah karena daya serap sektor industri -khususnya industri manufaktur yang berorientasi padat karya- masih kurang. ’’Sehingga tidak mampu menampung angkatan kerja yang jumlahnya terus meningkat setiap tahun,’’ ujarnya.
Kurangnya daya serap industri padat karya tersebut diperumit dengan hubungan industrial ketenagakerjaan yang masih berpolemik hingga kini. Seperti diketahui, buruh berulang-ulang meminta kenaikan upah terkait harga kebutuhan bahan pokok yang juga terus naik.
”Permasalahan yang menyangkut pengupahan, status hubungan kerja, jaminan sosial, jaminan kesehatan, sampai pensiun itu juga menimbulkan kekhawatiran para pengusaha industri yang berorientasi padat karya untuk mengembangkan usahanya di Indonesia,” katanya. (ken/bil/c10/kim/rie)