3 Pendaki Bandung Dalam Aklamasi

CIDADAP – Tiga pendaki asal Bandung, Jeroen Hehuwat, 39, Kadek Andana, 27, dan Alma Parajita, 32, hingga saat ini belum diketahui keberadaannya, sejak meninggalkan Bandung, Minggu (19/4), menuju Nepal. Ketiganya melakukan pendakian bertajuk ’’Ekspedisi Nepal 2015”.

Ketua Taruna Hiking Club Grahito Handaru mengatakan, ketiga pendaki sebenarnya akan mendaki Gunung Yalapik dan Nayakaga. ’’Jadi saya mau menegaskan ya, jadi tim Taruna Hiking Club yang ada di Nepal ini bukan ke Gunung Everest atau ke Everest region. Tapi, mau ke Yalapik, Puncak Yala dan Nayakaga yang ketinggiannya 5.500 dan 5.800,’’ ujar Grahito pada Bandung Ekspres di Jalan Bukit Dago Timur II No 20x kemarin (27/4).

Kepergian mereka ketika terjadinya gempa di Nepal merupakan hari saat mereka melakukan aklamasi. Proses aklamasi merupakan, proses adaptasi seorang pendaki sebelum melakukan pendakian ke gunung. ’’Kalau dilihat dari jadwalnya, mereka belum naik gunung, mereka masih aklamasi. Itu proses adaptasi untuk menyesuaikan diri, karena adanya kadar oksigen yang lebih tipis daripada tempat yang sebelumnya, memang tidak ada sinyal, meskipun tidak ada gempa pun belum ada sinyal, karena infrastruktur di Langtang region ini belum semaju everest region,’’ kata dia.

Kontak yang dilakukan pada saat terakhir dilakukan oleh rombongan pada Rabu (22/4) setelah itu mereka hilang kontak ’’Makanya sampai sekarang kita belum ada kabar. Adapun kabar dari operator kami di Kathmandu yang bilang belum bisa menghubungi tim yang ada di Langtang,’’ tutur dia.

Dirinya sudah berusaha menemukan ketiga rekannya itu, termasuk memasukkan data ke Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Republik Indonesia. Tak hanya itu, pihaknya sudah mengirim berita kehilangan lewat CNN dan Google. ’’Jadi info yang kita dapat itu kita sudah mendaftarkan nama-nama mereka di Kemenlu dan KBRI. Kebetulan di antara WNI yang hilang di sana ada LSM, dan ternyata kita punya kontak dengan mereka yaitu World Vision, tempat bersama web vision itu jadi informasi yang didapat itu, meski kita banyak media, berita yang simpang siur. Ada yang bilang sudah selamat, ada yang bilang lainnya. Cuma info yang kita dapatkan itu validitasnya,” ungkap dia.

Tinggalkan Balasan