Tangani Dulu Warga, Setelah Itu Citarum

COBLONG – Kepala Badan Pengendali Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat Anang Sudarna menuturkan, selama ini penanganan permasalahan Sungai Citarum tidak menyentuh aspek manusia. Penangan hanya terfokus pada rehabilitasi alam di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

Kepala BPLHD Jawa Barat- Anang Sudarna
Dokumentasi/bandung ekspresMINIM KESADARAN: Kepala BPLHD Jawa Barat, Anang Sudarna, memberikan pemaparan dalam diskusi bertajuk “Menjaga Citarum Bersama”, di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.

’’Padahal yang paling penting pada aspek sosial masyarakat di sekitar DAS Citarum,’’ kata Anang Sudarna pada diskusi Penanganan Citarum Dalam Akselerasi Program Gerakan Citarum Bestari Berbasis Agroforestry, di Aula Barat Gedung Sate, kemarin.

Terkatung-katungnya permasalahan Sungai Citarum, kata dia, disebabkan kekeliruan penanganan yang selama ini dijalankan. Makanya, penanganan permasalahan Sungai Citarum pun tidak kunjung selesai, bahkan terkesan molor.

Dia mengungkapkan, permasalahan Sungai Citarum ini memang kompleks yakni meliputi masalah aspek teknis, nonteknis, sosial, budaya, dan kebiasaan masyarakat di sekitar Citarum. Makanya, mengatasi Citarum pun tak akan bisa diselesaikan dengan cepat. ’’Ada beberapa rencana aksi yang kami lakukan dalam lima tahun ke depan ini,’’ kata dia.

Dikatakan dia, mengatasi Citarum tidak cukup melakukan rehabilitasi dari sisi alamnya saja. Tapi, perlu aksi nyata untuk mengubah pola hidup masyarakat di sekitar DAS Citarum.

’’Citarum ini rusak akibat perilaku manusia. Ada pengusaha, pertanian, peternakan, dan masyarakat umum,” kata dia.

Dia mengatakan, aktivitas pertanian dan peternakan di hulu DAS Citarum yang berpusat di Cisanti Kabupaten Bandung, didominasi pertanian berbasis holtikultura. Kemudian aktivitas industri yang terletak di sekitar Citarum. ’’Hal itu berdampak sangat dahsyat. Ratusan ribu meter kubik limbah dibuang ke Citarum,’’ tandasnya.

Menanggapi persoalan itu koordinator Advokasi dan Hukum Forum Diskusi Anggaran (FDA) Kabupaten Bandung, Denny Abdullah mengatakan, belasan tahun Citarum dibanjiri oleh program-program dengan nilainya yang tidak sedikit.

Namun dari anggaran yang besar itu, belum ada realisasi yang nampak untuk mengembalikan keaslian air Citarum untuk kembali jernih. Sebab, sampah, limbah dan lumpur galian kian merebak di Sungai Citarum.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan