Rajutan Bali Primadona

[tie_list type=”minus”]Digemari Anak Muda karena Modern [/tie_list]

BANDUNG – Aneka barang rajutan dan pakaian yang diproduksi secara manual oleh masyarakat Bali menjadi perbincangan anak muda Bandung. Pasalnya, barang rajutan handmade ini diminati lantaran memiliki nilai seni dan memiliki ciri khas Pulau Dewata. Rajutan Bali menjadi primadona, lantaran memiliki desain yang modern, tidak ketinggalan zaman.

busana muslim rajutan merek Supernova
DOKUMEN BANDUNG EKSPRES

MEMPESONA: Seorang model memperkenalkan gaun busana muslim rahutan merek Supernova dalam sebuah fashion show di Hotel Gina Feruci, beberapa waktu lalu.

Salah seorang pengusaha dan eksportir aneka kerajinan Pengusaha Bali, I Nyoman Sakti pada Bandung Ekspres mengatakan, bahwa barang rajutan khas Bali bisa mampu mengikuti keinginan pasar. Di mana para mitra bisnis dalam negeri dan luar negeri membawa desain kemudian dipadukan dengan muatan lokal yang bernilai seni, sehingga cukup menarik bagi konsumen.

’’Masyarakat Bali mampu memproduksi mata dagangan dengan desain yang terkini sesuai perkembangan zaman dengan harga terjangkau. Hal ini membuat pakaian buatan daerah ini bisa laku terjual,’’ beber dia di Balubur Town Square (Baltos), Jalan Tamansari, kemarin (15/4).

Dia menambahkan, mayoritas pengusaha Bali mengirimkan berbagai jenis pakaian. Bahkan mengusai 20,70 persen pada Tahun 2014 lalu, menyusul Singapura 15,07 persen dan Australia 14 persen serta sisanya baru negara lainnya. ”Untuk 2015, belum bisa dipresentasikann, tetapi diprediksi pada tahun ini bakal tetap di depan,” ujar dia.

Nyoman menambahkan, Bali dalam periode 2014 lalu mampu menjual sebanyak 57.7 juta pcs dari berbagai bentuk dan ukuran. Sebagian besar produk Bali masuk ke pasar negeri Paman Sam. Menurutnya, karena di sana juga sudah terdapat pasar tradisional aneka kerajinan Bali.

’’Realisasi perdagangan luar negeri aneka barang rajutan yang terbesar membelinya ialah Amerika Serikat menyusul Australia, sementara Singapura masih dibawah sepuluh persen,’’ papar dia.

Dia menambahkan, untuk di dalam negeri sendiri, barang rajutan yang terbesar pembelinya yaitu DKI Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Apalagi sekarang menjelang KAA, barang rajutan handmade buatan Bali meningkat mencapai 5 persen per harinya. Untuk omzet per hari bisa mencapai Rp 1,5 juta. (kha/fik)

Tinggalkan Balasan