Harapan Baru Penderita Parkinson

SURABAYA – Penderita parkinson dan gangguan movement disorder yang lain memiliki kesempatan untuk kembali bergerak normal.

Harapan Baru Penderita Parkinson
Angger Bondan/Jawa Pos
PIAGAM MURI: Dari kiri, Wagub Jatim Saifullah Yusuf mendampingi dr Achmad Fahmi dan CEO National Hospital Rudy Surjanto.

Prosedur kesehatan stereotactic brain lesion menumbuhkan harapan tersebut. Di Indonesia, baru RS National Hospital yang memiliki alat canggih tersebut. Rumah sakit di kawasan Surabaya Barat itu pun masuk Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai rumah sakit pertama di Indonesia yang melakukan operasi parkinson dan kelainan gerak.

’’Pasien parkinson selama ini terganggu kualitas hidupnya. Mau bangun dari tempat tidur, berjalan, menulis, dan menggerakkan tubuh saja susah. Banyak yang putus asa,’’ ujar dr Achmad Fahmi Ba’abud SpBS yang juga menerima penghargaan Muri sebagai dokter pionir implementasi stereotactic brain lesion.

Parkinson tidak boleh dianggap sepele. Angka penderitanya di Indonesia mencapai 75 ribu kasus baru per tahun. Usia pasien juga semakin muda. Ada beberapa yang mulai berumur 30 tahun.

Dokter Fahmi menyatakan, parkinson menyerang saraf otak. Penyakit itu memang tidak mengancam jiwa, namun mengakibatkan gangguan aktivitas. Pasien tidak bisa hidup normal. Selain itu, belum ada obat minum atau suntik yang bisa menyembuhkan.

Gejalanya, gerakan tubuh tidak terkontrol. Bahkan, tubuh menari-nari sendiri. Penyebab penyakit degeneratif tersebut belum diketahui. Namun, kini parkinson bisa disembuhkan dengan stereotactic brain lesion. Suatu teknik pembedahan saraf dengan alat stereotactic. Teknik itu lebih maju daripada endoskopi karena akurasinya tinggi. Keunggulannya, luka irisan sangat kecil. Alatnya berbentuk busur seperti ”bor”’ berdiameter 1 mm. ‘’’Luka irisan cuma 3-4 cm. Lubang hanya 1 cm,’’ ungkap dokter yang juga menjadi dosen di FK Unair tersebut.

Kondisi pasien terjaga sejak awal hingga akhir karena operasi itu tergolong awake surgery. Pasien cukup dibius lokal. Kemarin Fahmi juga menunjukkan video tindakan streotactic. Dalam rekaman tersebut, pasien parkinson yang tubuhnya bergerak-gerak langsung berhenti ketika dokter melakukan tindakan.

Selama operasi, pasien juga menunjukkan bahwa gerakannya bisa langsung terkendali. Dia menulis hingga memainkan gitar dan seruling. ’’Ada yang bilang, operasinya seperti sulap. Sterotactic ini minimal invasive,’’ ucap Fahmi.

Tinggalkan Balasan