Kembali Gagal Kudeta

Selain itu, kekalahan Barca “dibantu” dengan penampilan wasit Juan Mart’nez Munuera dan hakim garis yang tidak impresif. Pertama, Munuera tidak memberikan penalti meskipun Neymar dijatuhkan lawan pada menit ke-56.

Wasit malah menganggap bintang asal Brasil tersebut terjebak offside setelah menerima umpan through ball Andres Iniesta. Meskipun dari tayangan ulang televisi, Neymar tidak dalam posisi offside.

Pada menit ke-74 dan 76 lagi-lagi hakim garis melakukan kesalahan fatal. Yang menjadi korban adalah Suarez. Pertama setelah striker asal Uruguay itu dianggap berada di belakang pertahanan lawan ketika menerima umpan terobosan dari Ivan Rakitic dan yang kedua dari Messi. Padahal, Suarez coming from behind dan tidak offside.

’’Apakah kami frustrasi dengan wasit? Persaaan hanya harus Anda alami saat pertandingan. Ketika laga berakhir, Anda harus menutup halaman itu,’’ kata gelandang bertahan Sergio Busquets sebagaimana dilansir situs resmi klub.

Malaga memang menjadi momok bagi Barca musim ini. Pada leg pertama di La Rosaleda 24 September tahun lalu, Barca juga hanya bermain imbang 0-0. Namun yang jelas, kekalahan ini menjadi modal yang buruk bagi Barca jelang terbang ke Etihad, menghadapi big match melawan tuan rumah Manchester City pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions (25/2).

’’Kekalahan memang sangat menyakitkan namun tidak menghancurkan kami. Ini harus cepat dilupakan. Sebab kami harus menghadapi laga besar melawan Manchester City,’’ kata Enrique.

Sementara itu, Entrenador Malaga Javi Garcia memuji semangat juang pemainnya yang luar biasa. Duda dkk telah melakukan segalanya di lapangan.

’’Kemenangan ini kami dapatkan karena kerja keras dan konsistensi selama 90 menit. Jika kami bersatu, kami akan meraih kemenangan sangat luar biasa dalam situasi sulit yang kami hadapi sekarang. Pertahanan kami hebat sekali,’’ kata Garcia kepada Marca. (nur/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan