Ribuan Hektar di Jabar Terancam Kekeringan

BANDUNG – Jika tidak diantisipasi cepat sekitar 8.644 hektare lahan pertanian di Jawa Barat mengalami kekeringan. Saat ini sawah di tiga daerah yakni Majalengka, Indramayu, dan Cirebon. Kabupaten Indramayu menjadi daerah terparah terdampak kekeringan.

”Kabupaten Indramayu menjadi yang paling parah karena terdapat 1.456 hektare yang sudah tidak menerima pasokan air,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Hendi Jatnika, di Bandung, Kamis, 27 Juni 2019.

Hendi mengatakan sekitar 8.644 hektare lahan pertanian di Jawa Barat mengalami kekeringan pada musim kemarau saat ini dengan rincian di Kabupaten Majalengka ada 1.266 hektare pertanian terdampak kekeringan dan di Cirebon ada 811 hektare lahan pertanian terdampak kekeringan.

Selain di daerah tadi, kekeringan juga terjadi di hampir seluruh kabupaten/kota dan lahan pertanian padi menjadi yang paling terdampak karena memerlukan pasokan air yang cukup.

”Ini sudah tidak ada hujan selama 20 hari terakhir. Po­tensi sumber air hanya cukup untuk mengairi sawah terde­kat,” jelas Hendi.

Hendi juga mengatakan lahan-lahan yang kekeringan tersebut posisinya cukup jauh dari irigasi karena selain ka­rena minimnya pasokan air, kekeringan di lahan perta­nian pun terjadi karena keti­daktahuan petani dalam melakukan penanaman.

Seharusnya, menurut Hen­di usai musim panen terakhir pada Februari-Maret, lahan ditanami palawija karena akan memasuki musim kemarau.

”Memang seharusnya sejak April-Mei kemarin itu jangan ditanami padi, tapi ditanami palawija, karena tidak perlu air yang banyak,” kata Hendi.

Sementara itu, Kepala Pus­dalop Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pro­vinsi Jawa Barat Budi Budiman mengatakan hingga saat ini belum ada pemukiman warga yang terdampak kekeringan.

”Kami belum menemukan adanya warga yang kesulitan air. Di saat kekeringan, kami bertugas menyiapkan air un­tuk kebutuhan warga. Saat ini belum ada laporan warga kekeringan,” kata Budi.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bahwa sejumlah langkah anti­sipatif tengah diupayakan agar masyarakat yang terdampak musim kemarau ini bisa men­jangkau kebutuhan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan