MUI: Banyak Pertanyaan Terkait Kerajaan Ubur-ubur

SUMEDANG – Viralnya video Aliran Kerajaan Ubur-ubur di Dunia Maya khusunya Youtube, membuat para masyarakat di seluruh Indonesia waspada dengan adanya aliran tersebut. Sebab, aliran tersebut bisa dikatakan sangat menyimpang dari ajaran agama Islam.

Aliran ini mengklaim sebagai titisan Nyi Roro Kidul, Ratu Pantai Selatan yang legendaris itu. Fenomena berdirinya Kerajaan Ubur-ubur, menjadi perbincangan hangat di tanah air. Berlokasi di Jalan Sayabulu kota Serang, Banten, Kerajaan Ubur-ubur ini diklaim sebagai aliran sesat yang mengadakan pertemuan setiap hari Kamis malam hingga Jumat dini hari.

Masyarakat Sumedang, pun sudah ramai dengan adanya aliran baru Kerajaan Ubur-ubur. Di sampaing ramai, masyarakat mulai waswas karena ada isu bahwa pendiri aliran Kerjaan Ubur-ubur itu ialah Fatimah berasal dari Tanjungsari, Sumedang.

Menanggapi hal ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sumedang Drs Adam Malik Ibrahim mengatakan, bahwa banyak pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat dan ibu-ibu pengajian yang dilontarkan kepada Mubalig seputar aliran Kerajaan Ubur-ubur ini. “Iya banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan oleh masyarakat kepada kami dan kami pun menjelaskakannya,” katanya saat ditemui di kantornya, kemarin (23/8).

Adam menjelaskan dan mengimbau kepada masyarakat, jangan sampai menganut paham yang tidak diketahui. “Untuk sekarang kami sudah mengimbau kepada masyarakat Sumedang untuk tidak mengikuti dan mempercayai aliran kerajaan Ubur-ubur ini. Pasalnya kami di isi masih mengkaji terlebih dahulu kejanggalan-kejanggalan yang ada di Kerajaan Ubur-ubur ini,” ucapnya.

Langkah pertama yang dilakukan MUI Kabupaten Sumedang terhadap aliran baru Kerajaan Ubur-ubur, dengan pengkajian terlebih dahulu. “Kami sudah menugaskan wakil ketua, wakil ketua MUI Kabupaten Sumedang untuk mengkaji lebih dalam tentang aliran Kerajaan Ubur-ubur, supaya ketika sudah dikaji maka akan muncul tentang fatwa perihal aliran Kerajaan Ubur-ubur,” jelasnya.

Di samping itu, pihak MUI Sumedang selalu memberika siraman-siraman rohani kepada masyarakat Sumedang, agar mempunyai akidah yang baik. “Untuk saat ini, belum ada masyarakat Sumedang yang mengikuti aliran tersebut. Dikarenakan masyarakat Sumedang mempunyai akidah yang luar biasa, sehingga ketika ada aliran yang baru masyarakat tidak begitu merespon,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan