UBK Perkuat Peran Kader-Keluarga dalam Deteksi Dini Tanda Bahaya Balita Lewat Edukasi MTBS dan Media Flashcard

Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Bhakti Kencana kelompok 11 yang terdiri dari Bdn. Sri Lestari K.,SST.,M.
Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Bhakti Kencana kelompok 11 yang terdiri dari Bdn. Sri Lestari K.,SST.,M.Keb sebagai ketua. Ria Indriani, S. Kep., Ners., M. Kep., H. Tata Juarta, S.Pd., S.KM., MH.Kes, Ina Sugiharti.,SST.,M.Kes, Pujiati Setyaningsih, S.ST., M.Kes. sebagai anggota. Kegiatan ini melibatkan 3 mahasiswa dari Prodi S1 Kebidanan. (foto: Ina S.)
0 Komentar

Sementara itu, Bidan Desa juga merasakan manfaat program, “Flashcard ini akan kami gunakan setiap posyandu. Orang tua lebih mudah paham melalui gambar, jadi komunikasinya lebih efektif.”

Pendapat tersebut memperkuat harapan keberlanjutan program di tingkat komunitas.

Dampak Edukasi: Data Peningkatan Pemahaman Masyarakat

Hasil pengukuran pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan yang sangat baik pada seluruh peserta.

Keluarga mengalami peningkatan pengetahuan rata-rata hingga 34%, khususnya terkait gejala pneumonia dan tanda dehidrasi.

Baca Juga:Pengabdian Masyarakat UBK Dorong Pemanfaatan Daun Gaharu sebagai Teh Herbal Asam UratCara Mendapatkan Saldo DANA Gratis Rp350.000 yang Langsung Cair, Cukup Manfaatkan Aplikasi ini

Kader posyandu mencatat peningkatan hingga 29% dalam kemampuan klasifikasi gejala dan pengambilan keputusan rujukan.

Peningkatan ini tidak hanya menunjukkan perubahan pengetahuan, tetapi juga penguatan literasi kesehatan masyarakat yang menjadi indikator penting dalam pencegahan kegawatdaruratan balita.

Flashcard sebagai Aset Edukasi Jangka Panjang

Sebagai wujud keberlanjutan, seluruh flashcard diserahkan kepada kader untuk digunakan dalam kegiatan posyandu setiap bulan.

Dengan demikian, edukasi berulang dapat terus dilakukan tanpa harus bergantung pada kunjungan petugas dari luar desa.

Langkah ini menjadi bentuk nyata pemberdayaan kader sebagai perpanjangan tangan tenaga kesehatan, sekaligus menjadikan keluarga sebagai unit utama dalam menjaga keselamatan anak.

Pengetahuan yang Mengubah Keputusan

Beberapa peserta, khususnya ibu rumah tangga, mengaku kini merasa lebih percaya diri dalam menentukan langkah yang harus diambil ketika anak menunjukkan gejala sakit.

“Dulu kalau anak kejang panas, kami panik tapi tidak tahu harus apa. Sekarang kami mengerti itu tanda bahaya yang butuh pertolongan cepat.”

Baca Juga:Honor 400 Lite Punya Fitur Ajaib, Ini Kecerdasan Magic Portal & Magic CapsuleTanpa Modal, Inilah Deretan Aplikasi Penghasil Uang yang Terbukti Membayar di Tahun 2025

Perubahan pola pikir semacam ini merupakan dampak kualitatif yang diharapkan dapat mendorong penurunan kasus keterlambatan rujukan yang kerap berakibat fatal.

Makna Tri Dharma: Edukasi Lapangan yang Bermanfaat Nyata

Ketua Pelaksana kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, Bdn. Sri Lestari Kartikawati, SST, M.Keb., menyatakan, “Kami tidak hanya memberi pengetahuan, tetapi memperkuat kemampuan keluarga dan kader sebagai garda terdepan deteksi dini. Ketika mereka bisa mengenali tanda bahaya lebih awal, nyawa anak dapat terselamatkan.”

Kegiatan ini sekaligus memperkuat karakter mahasiswa sebagai calon tenaga kesehatan profesional yang mempunyai empati dan pengabdian kepada masyarakat.

0 Komentar