FK Unjani Lakukan Skrining Terhadap Pasien Prolanis di Puskesmas Melong Asih Cimahi

Unjani
Tim Pengabdian Masyarakay Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani (FK Unjani) Lakukan Skrining Terhadap Pasien Prolanis di Puskesmas Melong Asih Cimahi
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi atau kerja insulin.

Hal itu diungkapkan, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani (FK Unjani) dr. Hendri Priyadi, M.Kes., SpPD di sela-sela kegiatan edukasi dan skrining penyakit gangguan hati Nonalcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) di Puskesmas Melong Asih, Kota Cimahi, Sabtu (22/11/2025).

Hendri mengatakan, di Indonesia, prevalensi DM terus meningkat, dengan komplikasi yang tidak hanya terbatas pada gangguan kardiovaskular atau neuropati, tetapi juga melibatkan kerusakan organ hati, khususnya (NAFLD) atau perlemakan hati non-alkoholik.

Baca Juga:Download Aplikasi by.U: Cara Praktis Buat Atur Pulsa, Kuota, dan Nikmatin Promo EksklusifSukses Digelar, Polygon MTB Bootcamp Bandung jadi Event Tahunan yang Ditunggu Riders Mountain Bike

“NAFLD menjadi penyebab utama penyakit hati kronis global, dengan prevalensi mencapai 25-30 persen pada populasi umum dan 50-70 persen pada penderita DM tipe 2,” katanya.

Hendri menjelaskan, hesistensi insulin pada DM menyebabkan peningkatan lipolisis jaringan adiposa, yang memicu akumulasi trigliserida di hepatosit. Sebaliknya, perlemakan hati memperburuk resistensi insulin melalui pelepasan sitokin pro-inflamasi.

Penderita DM memiliki risiko 2-3 kali lebih tinggi untuk mengalami NAFLD dibandingkan populasi non-DM. “Sayangnya, deteksi dini NAFLD pada peserta PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) di Puskesmas masih terbatas. Padahal kondisi ini sering a-simtomatik namun berpotensi berkembang menjadi sirosis atau kanker hati,” terangnya.

Hendri menuturkan, NAFLD dan DM memiliki hubungan dua arah melalui mekanisme resistensi insulin. PROLANIS dirancang untuk mengoptimalkan pengelolaan DM melalui pemantauan rutin, edukasi, dan intervensi gaya hidup.

“Implementasinya di Puskesmas masih memiliki beberapa kelemahan antara lain fokus yang terbatas pada parameter glikemik, kurangnya edukasi tentang kesehatan hati dan keterbatasan infrastruktur skrining,” tuturnya.

Menurutnya, Hal itu lah yang mendorong Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) bersama Puskesmas Melong Asih menyelenggarakan kegiatan edukasi dan skrining penyakit gangguan hati Nonalcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) di Puskesmas Melong Asih.

“Kegiatan ini merupakan agenda pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim Pengabdian Masyarakat FK Unjani,” ujarnya.

Baca Juga:Coklat Kita Napak Jagat Pasundan 'Ngaruat Jagat', Persembahan Spektakuler Bagi Pangandaran di Usia Ke-13Tampilan Baru Lebih Segar, Djournal Kembali Hadir di Paris Van Java Bandung

Selain dirinya, kegiatan Pengabdian Masyarakat itu dilaksanakan bersama dosen dan dokter muda maupun mahasiswa FK Unjani.

0 Komentar